News

Hasil Pemeriksaan Medis , Ginjal Sri Rabitah Mantan TKI di Qatar Utuh

| Rabu 01 Mar 2017 09:57 WIB | 2360




MATAKEPRI.COM, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak RSUD Provinsi NTB untuk mengetahui hasil pemeriksaan Sri Rabitah, perempuan asal NTB yang pernah menjadi TKI dan sebelumnya diberitakan hilang salah satu ginjalnya.

Pihaknya menugaskan Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Yogyakarta (BP3TKI) Mataram, Mucharom, untuk berkoordinasi langsung dan bertemu dengan Wadir Pelayanan RSUD Provinsi NTB, Dr. Agus Rusdi SP. Obsgyn, dan dokter bagian Radiologi. "Dari koordinasi dalam pertemuan itu, diterangkan bahwa secara keilmuan operasi pengangkatan ginjal merupakan tindakan medis yang sangat kompleks. Pra operasi ginjal membutuhkan waktu satu minggu dan pasca operasi membutuhkan waktu dua minggu. Dari pihak dokter menjelaskan bahwa kedua ginjal TKI masih ada, namun ada selang yang masih tertanam yang perlu untuk dikeluarkan," kata Nusron, dalam keterangan persnya, Rabu (1/3).

Menurut penjelasan dokter, kata Nusron, selang tersebut dipasang untuk memperlancar saluran kemih. Karenanya, untuk saat ini prioritas pertama adalah memulihkan kesehatan Sri Rabitah terlebih dahulu. "Rencananya tanggal 2 Maret 2017 akan dilakukan operasi pengambilan selang dari dalam perutnya dan pengobatan ginjalnya yang memang mengalami gangguan," ujarnya.

Saat pertemuan koordinasi itu, kata Nusron, TKI Sri Rabitah juga sedang menjalani pemeriksaan di RSUD Prov NTB. Dan BP3TKI Mataram bersama tim dokter menemui yang bersangkutan. Kepada Sri Rabitah, pihak dokter menjelaskan kondisinya dan disaksikan oleh BP3TKI Mataram serta Pemkab Kabupaten Lombok Utara. Selanjutnya RSUD NTB, BP3TKI Mataram, beserta TKI Sri Rabitah menjelaskan kepada para wartawan yang sedang berada di rumah sakit. "Sri Rabitah secara langsung menjelaskan kepada wartawan bahwa telah terjadi kesalah pahaman terkait informasi bahwa salah satu ginjalnya tidak ada," ujarnya.

Selain itu, TKI Sri Rabitah juga meminta maaf kepada publik atas penyebaran informasi yang keliru itu. Dan bagi BNP2TKI, lanjut Nusron, agar permasalahan ini jelas dan terang, maka apabila Sri Rabitah masih menginginkan pemeriksaan lebih lanjut, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) akan memfasilitasi pemeriksaan di Rumah Sakit Polri, di Jakarta.

Dan dalam upaya menelusuli masalah ini, BNP2TKI juga sudah berkoordinasi dengan Kemlu untuk mendapatkan rekam medis dari rumah sakit di Doha, Qatar, yang merawat Sri Rabitah. "Hal itu diperlukan guna mendapatkan kepastian sebetulnya apa yang dialami Sri Rabitah selama bekerja di Qatar," ungkapnya.

BNP2TKI, tambah Nusron, juga akan menelusuri kronologis keberangkatan yang bersangkutan guna melihat apakah ada pelanggaran. PPTKIS yang memberangkatkan juga akan dimintai keterangan dan tanggungjawab atas permasalahan yang dihadapi Sri Rabitah karena dipulangkan sebelum kontrak kerja berakhir.



Share on Social Media