Kesehatan

PHW di Bungkus Rokok Segera Berubah, Kenapakah?

| Minggu 29 Jan 2017 11:13 WIB | 2726



Ilustrasi


MATAKEPRI.COM, Jakarta - Indonesia masih berkutat pada perubahan gambar pictorial health warning (PHW), di saat negara-negara tetangga mulai bergerak menuju penerapan kebijakan kemasan polos standar pada bungkus rokok.

Padahal, banyak pihak menilai ukuran gambar jauh lebih berpengaruh ketimbang jenis gambar itu sendiri.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memang berencana mengubah jenis gambar PHW dalam waktu dekat.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kemenkes Anung Sugihantono mengungkapkan, evaluasi PHW sudah berjalan beberapa waktu lalu. Saat ini, tengah ditindaklanjuti untuk rencana perubahan gambar tersebut.

Menurutnya, ada enam gambar yang sudah dipilih. Sama seperti lima gambar sebelumnya, yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 28/2013, gambar mengambil tema kasus-kasus yang terjadi akibat merokok. Seperti, penyakit kanker dan lainnya.

”Dari enam gambar yang sudah dipilih ini, empat sudah oke dan dua lainnya sedang kita konfirmasi ke orangnya,” ujarnya pada Jawa Pos, Sabtu (28/1/2017).

Anung menuturkan, persetujuan dua orang ini sangat penting. Karena nantinya, gambar keduanya akan dimunculkan di seluruh bungkus rokok di Indonesia sebagai PHW.

”WHO mengatakan dua gambar ini bukan miliknya. Ini terkait hak cipta. Jadi masih kita telusuri, kalau tidak salah satu orang Thailand dan Swedia,” jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah itu.

Bila tak ada kendala lain, perubahan gambar paling lambat dilakukan pada Oktober-November 2017.

Tapi, rencana ini cukup disayangkan sejumlah pihak. Pasalnya, perubahan PHW hanya mencakup jenis gambar.

Bukan ukuran gambar yang sejatinya diyakini lebih berpengaruh dalam penurunan angka perokok pemula.

Seperti diketahui, ukuran gambar PHW Indonesia baru 40 persen dari ukuran bungkus rokok. Besaran ini merupakan ukuran paling kecil.

Bandingkan saja dengan Thailand yang peringatan bergambarnya paling besar (85 persen), Brunei (75 persen), Malaysia dan Kamboja (55 persen), Singapura, Filipina, dan Vietnam (50 persen).

Ketua Umum Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Prijo Sidipratomo menjelaskan, belajar dari beberapa negara, ukuran gambar pada PHW cukup signifikan pengaruhnya dalam penurunan angka perokok. (*)



Share on Social Media