News, Ekonomi
| Senin 22 Jan 2018 14:57 WIB | 1088
MATAKEPRI.COM - Biasanya, setelah panen, para petani
langsung menjual hasilnya. Pola seperti ini ingin diubah oleh Presiden Joko
Widodo. Karena dianggap tidak menguntungkan.
Dalam siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan
Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin yang diterima Senin 22 Januari 2018,
Jokowi menjabarkan, keuntungan terbesar petani harusnya pascapanen. Bukan
ketika panen.
Ketika panen, biasanya yang dijual adalah dalam bentuk
gabah. Setelah melalui proses menanam, mengairi hingga dipanen.
"Padahal keuntungan besar itu pada saat jadi
beras. Jadi saya sampaikan agar jualnya dalam bentuk beras. Syukur sudah
dikemas. Ini di penggilingan padi modern ini bisa dilakukan,†ujar Presiden
Jokowi.
Presiden Jokowi sempat berbincang dengan Pengembangan
Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Terintegrasi di Kawasan
Transmigrasi, KTM Kabupaten Mesuji.
Salah seorang petani, Jumadi, yang juga Pengurus Tani
Srimukti Desa Wonosari, Mesuji, diajak berbincang. Ia mengaku, mengelola dua
hektare sawah.
“Setelah panen 14 ton diapain?†tanya Jokowi.
Ia mengaku, 1 ton gabah disimpan. “13 ton dijual pas
panen atau sudah jadi beras?†tanya Presiden melanjutkan.
“Saat panen,†jawab Jumadi.
Untuk harga gabah dijual Rp3.500 setiap kilogram.
Sementara itu, beras berada di kisaran Rp10.000 hingga Rp11.000 setiap
kilogram.
“Ini yang perlu kita lakukan bersama-sama, sehingga
sekali lagi produk pertanian kita tidak ketinggalan zaman. Ada pengerjaan
setelah panen, pengeringan, digiling, dikemas baik. Apalagi diberi nama baik
juga, dikemas dalam kelompok besar petani, diberi merek. Itu akan memberi nilai
tambah dengan menaikkan harga,†papar Presiden Jokowi.
Presiden pun yakin, bila dibungkus dengan sedemikian
rupa, beras itu bisa diekspor ke luar negeri, selain ke provinsi lain dalam
negeri. Karena memang banyak permintaan dari luar.
“Kalau dikemas yang baik, orientasinya bisa dijual ke
provinsi lain, bisa ke Lampung, bisa ke luar pulau atau kalau berasnya organik
sekarang ini permintaan ekspor juga banyak sekali,†katanya.
(***)