News

Astaga ! Pelajar ini diperkosa hingga kemaluannya bengkak

| Sabtu 08 Apr 2017 09:11 WIB | 4482




MATAKEPRI.COM, Madura - Tindak kekerasan seksual saat ini tidak hanya terjadi perkotaan bahkan di daerah pedesaan, tak jarang kekerasan yang cenderung korbannya sebagai pelajar ini berawal dari perkenalan  melalui jejaringan sosial, seperti yang dialami ,  Siswi kelas III sebuah SMP negeri di Pamekasan, Madura sebut saja Bunga (16) mengaku diperkosa pemuda baru dikenalnya, Lkm (25), warga Desa Sentol, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.

Akibat  perkosaan itu, kini korban, warga Kelurahan Barurambat Kota, Kecamatan Kota Pamekasan, sudah tiga hari tidak masuk sekolah.

Selain trauma, korban mengaku alat vitalnya terasa sakit dan bengkak.

Sejak peristiwa itu terjadi, Selasa (4/4/2017) malam, hingga kini korban mengurung diri dalam kamarnya.

Keadaan ini membuat ibu korban syok tidak menduga anaknya menjadi korban perkosaan.

HRM (43), ayah korban didampingi adiknya, FTR, ditemui di rumahnya, seperti yang dilansir Surya.co.id mengaku terpukul atas kejadian yang menimpa anaknya. Ia berharap pelakunya dihukum seberat-beratnya.

“Akibat kejadian ini, masa depan anak saya hancur. Sekarang anak saya trauma dan kini kondisi kesehatannya drop, karena menahan sakit di kemaluan dan selangkangannya,” ujar HRM.

Awal kejadian ini menurut HRM, bermula ketika korban mendapat telepon dari seorang pemuda dan mengajak berkenalan.

Lalu sore itu, sekitar pukul 15.30 korban tak pamit orang tuanya pergi dengan jalan kaki dan bertemu dengan pelaku yang sudah menjemputnya di pinggir jalan.

Korban kemudian dibonceng motor dan dibawa keliling hingga ke arah persawahan di kawasan Desa Sentol, berjarak sekitar 5 km ke arah utara rumah korban.

Di lokasi yang jauh dari perkampungan penduduk sekitar, pelaku menghentikan motornya lalu meminta korban turun.

Tak disangka di lokasi itu sudah menunggu dua pemuda teman pelaku.

Selanjutnya pelaku memaksa membuka kerudung, baju, dan celana korban serta celana dalamnya. Sedang ponsel korban diambil dan dimatikan agar kedua orang tuanaya tidak menghubungi.

Korban lalu dibaringkan di sawah dan dipeprkosa disaksikan kedua temannya yang berjaga di sekitar lokasi.

Walau korban berontak sambil menangis, pelaku tetap memaksa sehingga korban tidak berdaya menyerahkan kegadisannya.

HRM yang mengetahui anaknya belum pulang hingga maghrib mengaku gelisah. Ia dan istrinya lalu menghubungi sejumlah teman sekolah korban menanyakan keberadaannya.

Namun, upaya mereka nihil semuanya mengaku tidak tahu.

Hingga pukul 20.00 korban juga pulang, ditambah ponselnya tidak bisa dihubungi, sejumlah kerabat dan tetangga korban mencarinya. Pencarian ini pun tidak membuahkan hasil.

Sekitar pukul 22.00, seorang tetangga melihat korban berboncengan motor dan behenti di bawah pohon di pinggir jalan, berjarak sekitar 50 meter dari rumah korban.

Saat itu si tetangga ini menyapa korban dan diketahui sedang menangis.

Tanpa pikir panjang, tetangga korban ini menghentikan pemuda yang hendak kabur dengan motor Suzuki Satria tersebut.

Mesin motornya dimatikan dan kunci kontaknya dicabut, serta pemuda yang belakangan diketahui bernama Jub itu dibawa ke rumah korban guna dipertemukan dengan orangtuanya.

Orangtua korban kaget mengetahui anaknya pulang dalam keadaan menangis, bajunya, celana dan kerudungnya basah.

“Kata pemuda yang mengantarnya itu, anak saya disetubuhi temannya di pinggir sawah. Dirinya hanya menjaga dan disuruh mengantarkan anak saya pulang. Malam itu juga, pemuda itu saya bawa ke polres berikut anak saya yang jadi korban perkosaan,” ungkap HRM.

Esok harinya korban divisum di RSUD Slamet Martodirjo, korban dimintai keterangan sementara dan belum diperiksa secara detail, karena kondisinya belum memungkinkan.

Bahkan, Kamis (6/4/2017) malam, korban diantar orangtuanya periksa ke dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin, lantaran alat vitalnya bengkak.

Kasubag Humas Polres Pamekasan, AKP Osa Maliki, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, kasus ini sudah ditangani dan penyidik sudah memeriksa pelaku yang diduga satu orang.

“Kami masih menunggu hasil visum yang belum turun,” ujar Osa Maliki.(*)

 



Share on Social Media