Batam

Seorang Perempuan WNA Singapura Meninggal Saat Bermain Gokart, Ini Kata Pihak Keluarga Korban

Juliadi | Kamis 22 Feb 2024 20:26 WIB | 432

Polres/Ta dan Polsek
Polda Kepri
Berduka Cita


Perwakilan Manajemen, Sunawan (dua dari kiri) bertemu pihak keluarga korban kecelakaan Gokart di RSBK, Kampung Seraya, L


Matakepri.com, Batam -- Seorang perempuan berinisial AB (33), Warga Megara Asing (WNA) dari Singapura meninggal dunia di Kawasan Golden City, Kecamatan Bengkong, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) karena mengalami kecelakaan tunggal saat bermain Gokart pada Rabu (21/2/2024) kemarin sore.


Meninggalnya AB itu disebut pihak keluarga adalah murni insiden dan tanpa adanya unsur disengaja. 


Ia mengatakan, keluarga sudah menerima dengan ikhlas peristiwa tersebut.


“Karena ini murni insiden, kami sudah menerima dengan ridho. Kejadian ini sudah diselesaikan dengan baik secara kekeluargaan dengan manajemen Gokart dan tidak ada masalah lagi. Sekarang kami sudah bersiap-siap membawa jenazahnya melalui Pelabuhan di Sagulung menuju Singapura,” ujar Abang Kandung Korban, Ridzwan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), Kampung Seraya, Kecamatan Lubukbaja, Kamis (22/2/2024).


Mewakili keluarga, ia juga berterimakasih kepada pihak manajemen Gokart yang membantu setiap prosesnya hingga diberangkatkan ke Singapura.


Begitu juga dengan pihak kepolisian dari Polsek Bengkong yang terus mengawal dan bahkan ikut mengantarkan jenazah serta keluarga hingga ke kapal.


“Kepada pihak manajemen Gokart dan juga kepolisian, kami dari keluarga mengucapkan terima kasih banyak untuk setiap prosesnya sudah dimudahkan,” ucapnya.


Perwakilan Manajemen, Sunawan mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kejadian tersebut. Dia menyebut, kejadian itu merupakan murni kecelakaan yang tidak dapat dihindarkan.


“Kami mewakili pihak manajemen turut berdukacita. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kesabaran,” ujarnya.


Sunawan menjelaskan, pengelola sudah menjalankan SOP (Standard Operating Procedure) dengan baik dalam pengawasan pengunjung maupun keselamatan pengunjung di sirkuit Gokart.


Bahkan tiap sudut sirkuit Gokart ditempatkan petugas penjaga untuk mengawasi aktivitas pengunjung di area sirkuit tersebut. Tidak hanya itu, spanduk imbauan untuk bisa lebih berhati-hati juga dipasang di area.


Selain itu, sebelum menaiki mobil gokart, pengendara gokart diberikan helmet dan shower cup (penutup rambut, red) sebagai pelapis untuk melindungi kepala. 


Selanjutnya pengendara ataupun pengunjung diarahkan terlebih dahulu membaca peraturan yang telah dibuatkan pihak pengelola sebelum memasuki area sirkuit Gokart. Maka itu, kejadian kecelakaan itu diluar dugaan.


Meski demikian, pihaknya juga tidak mau lepas tangan dalam insiden ini. Sebagai bentuk belasungkawa, semua proses yang diperlukan untuk mengurus jenazah korban, ditanggung oleh pihak manajemen Gokart.


“Pihak leader Gokart sudah memberikan panduan conduct training dan safety briefing  sebagai persyaratan utama, itu lebih kurang 5 menit kepada setiap tamu yang akan melakukan aktivitas main mobil gokart sesuai standar yang sudah menjadi SOP perusahaan. Kita sudah berhati-hati sedemikian rupa, setiap sudut sudah ditaruh penjaga dan sudah menjalankan sesuai SOP dalam melakukan pengawasan para pengunjung, tapi ya namanya musibah,” ungkapnya.


“Kami menanggung penuh segala urusannya, baik proses birokrasi maupun administrasi terhadap jenazah korban serta untuk keluarga hingga kembali ke negara tujuannya. Kami berharap, semoga dari pihak korban juga diberikan ketabahan maupun kesabaran dalam kejadian ini,” sambung dia.


Sekadar diketahui, AB meninggal dunia usai menghantam ban pembatas area sirkuit saat bermain Gokart.


Saat itu, helm yang digunakan korban terlihat sudah lepas dan rambut panjang korban terlilit di mesin mobil gokart.


Pengelola langsung menghubungi Polsek Bengkong melaporkan kejadian kecelakaan ini. Tak hanya itu, saat kejadian pengelola Gokart bersama Polsek Bengkong membawa ke rumah sakit terdekat yakni Klinik Budi Kemuliaan Golden Prawn.


Korban dinyatakan meninggal saat tiba di klinik. Lalu, korban dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) akan tetapi keluarga menolak untuk dilakukan outopsi dan membawa pulang jenazah adiknya tersebut.


“Kita juga langsung bertemu pihak keluarga menyampaikan belasungkawa, dan menjamin semua pembiayaan mulai pemakaman hingga untuk tahlilan,” imbuhnya.


Sunawan menambahkan kejadian ini menjadi pelajaran bagi pengelola Gokart. Sejumlah evaluasi akan dilakukan untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengunjung.


“Tentu kejadian ini akan menjadi evaluasi buat kita ke depannya agar kejadian serupa tidak terulang,” tuturnya. 


Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Kepri, Kombes Pol Zahwani Pandra Arysad, kepada awak media mengatakan, kecelakaan maut itu bermula korban bermain mobil Gokart dengan nomor 14. Saksi yang merupakan pengelola arena bermain tersebut melihat korban sudah mengelilingi area sebanyak dua putaran.


“Korban mengendarai gokart dengan posisi laju. Kemudian saksi tiba-tiba melihat korban menabrak ban pembatas jalan area sirkuit,” ujarnya.


Para saksi langsung berlarian menghampiri korban, dan mendapati helm yang dikenakan sudah terlepas dari kepalanya. Tidak hanya itu, rambutnya juga terlilit di aas roda belakang, dan membuat tercabut dari kulit kepalanya.


“Korban kemudian langsung dievakuasi ke RSBK. Namun saat tiba di rumah sakit nyawa korban tak tertolong lagi dan dinyatakan meninggal dunia,” pungkasnya.


Redaktur : ZB



Share on Social Media