Batam, Pendidikan, Kepri

Dewan Pendidikan Kota Batam Gelar Focus Group Discusion di Era New Normal

Egi | Selasa 23 Nov 2021 16:03 WIB | 928

Pemko/Pemda/Pemrov/Pemerintah


Foto bersama peserta Focus Group Discusion (foto:egi)


MATAKEPRI.COM BATAM -- Dewan Pendidikan Kota Batam (DPB) menggelar kegiatan Focus Group Discusion mengenai sistem pendidikan di era new normal.


Kegiatan tersebut dilaksanakan di Golden View Hotel Batam, Senin (22/11/2021) yang diikuti oleh kepala sekolah, komite sekolah, pemerhati pendidikan, penyelenggara yayasan dan penyelenggara pendidikan formal dan informal lainnya.


Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu Direktur Pasca Sarjana Universitas Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Prof. Dr. Mukhtar Latif, Dosen S2 Pascasarjana Universitas Terbuka, Dr. Razaki Persada serta Assesor, Dian Nursalih Budi.


Direktur Pasca Sarjana Universitas Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Prof. Dr. Mukhtar Latif mengatakan dalam rangka memberikan pencerahan tentang sistem pendidikan di era pandemi ini, ada beberapa pemikiran penting yang muncul dalam FGD ini yang harus kita sikapi.


Hal penting pertama yang harus kita sikapi adalah mengenai dibukanya kembali sistem pembelajaran tatap muka, yang sempat di tutup beberapa waktu lalu karena adanya pandemi virus Corona.


Dikatakannnya, jika sebelum pandemi terjadi, rata-rata siswa belajar di sekolah sekitar 6 jam setiap harinya. Namun, yang terjadi saat ini adalah waktu belajar siswa melalui sistem daring berkisar lebih kurang 2 jam perharinya.


"Nah, strateginya adalah kepala sekolah ataupun pengawas menagih guru mata pelajaran untuk menyiapkan bahan ajarnya, untuk menutupi kekurangan waktu dan kurikulum yang telah diwajibkan. Bahan ajar ini dibikin dengan cara digital e-learning," ujar Prof. Muktar biasa dia dipanggi usai kegiatan.


Lanjutnya, pembelajaran secara digital (e-learning) tidak serta merta harus menggunakan jaringan, namun bisa juga dipergunakan tanpa ada jaringan.


"Caranya, disiapkan dulu materi-materinya yang dikemas sedemikian rupa, baru kemudian dibagikan ke group-group belajar mereka secara virtual," sarannya.


Dengan cara demikian, siswa-siswa tersebut tetap bisa mengejar targetnya sesuai dengan materi yang telah dikembangkan oleh gurunya.


Tidak hanya sampai disitu, para guru diminta juga untuk menagih siswanya dengan cara dibuatkan sebuah kompetensi yang namanya reset dan pengembangan.


Hal penting yang berikutnya adalah orangtua harus juga menjadi guru di rumah atau yang lebih dikenal dengan parenting.


"Siapapun orangtua yang ada di rumah baik ibu, bapak atau juga orang dewasa, itulah mereka parent. Orangtua yang sekaligus menggantikan posisi guru di sekolah namun mereka berada dirumah," ungkapnya.


Lalu apa yang harus dilakukan para orangtua yang merangkap sebagai guru di rumah, karena mereka tidak mempunyai materi-materi ajar? 


Lebih lanjut dia menjelaskan, para orangtua di rumah bisa menggunakan hidden curiculum, yakni kurikulum yang tersembunyi namun langsung dijadikan sebagai modelling oleh orangtua untuk memberikan dan mengajarkan aspek pengetahuan, aspek moral dan lainnya.


"Jika beberapa model pendidikan sudah dicoba namun tidak memberikan hasil yang bagus, metode homeschooling saya rasa pilihan yang sangat tepat dalam situasi saat ini," tegasnya.


Di lokasi yang sama, Ketua Panitia Pelaksana FGD, Haryanto mengatakan secara kelembagaan, Dewan Pendidikan hadir untuk memperkuat peradaban pendidikan dengan beberapa kegiatan melalui Pemerintah Kota Batam, salah satunya FGD ini.


Dikatakannya, kegiatan yang dilakukan hari ini untuk menyamakan persepsi metode pembelajaran dimasa pandemi ini, baik offline maupun online.


"Alhamdulillah, hari ini kita datangkan beberapa orang narasumber yang benar-benar memiliki kompetensi dibidangnya," ungkap Haryanto yang juga merupakan anggota Dewan Pendidikan Batam.


Lanjutnya, apa yang menjadi kekhawatiran para orangtua murid terhadap karakter anak, budi pekerti dan fundamental dasar akibat terbukanya informasi melalui gadget yang masuk kedalam pemikiran anak-anak, pihaknya sudah mempersiapkannya.


"Alhamdulillah, melalui kegiatan ini kita bisa menyamakan persepsi demi kejayaan peradaban pendidikan di Batam," imbuhnya.


Masih menurut Ketua Yayasan Jantung Indonesia Kota Batam menambahkan, fungsi daripada Dewan Pendidikan adalah sebagai lembaga pengawasan, lembaga yang dibentuk secara independen dan memiliki hak untuk memberikan rekomendasi ke instasi terkait terutama Dinas Pendidikan dan Pemko Batam.


Dalam kesempatan itu juga tak lupa dia memberikan apresiasi dan attensinya kepada pemerintah, dalam hal ini Wali Kota Batam, Rudi yang telah bekerja keras meningkatkan kualitas mutu pendidikan di kota Batam.


"Salut dan apresiasi buat pak wali (Wali Kota Batam, Rudi_red) yang bekerja keras untuk mewujudkan peradaban pendidikan di Batam menjadi lebih baik," pungkasnya. (egi)



Share on Social Media