News, Politik

Ferdinand : Lama Tak Bertemu, Jokowi dan AHY Jalin Silaturahmi

| Jumat 03 May 2019 11:13 WIB | 2932



Jokowi dan AHY (Istimewa)


MATAKEPRI.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo bertemu dengan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY,  Komandan Komando Satuan Tugas Bersama atau Kogasma Partai Demokrat, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019. Pertemuan ini pun memunculkan isu spekulasi politik Partai Demokrat akan gabung ke koalisi Jokowi.

Bukan atas inisiasi atau kemauan AHY. Politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan bahwa kedatangan AHY ke Istana adalah atas undangan pribadi Jokowi. 

"AHY diundang secara pribadi oleh Pak Joko Widodo. Agenda pertemuan adalah silaturahmi karena sudah cukup lumayan lama tidak bertemu. Dan wajar saja seorang presiden mengundang AHY dan wajar AHY menemui Jokowi. Tidak elok kalau undangan silaturahmi ditolak hanya karena beda koalisi," ujar Ferdinand dalam pesan singkat, Kamis malam, 2 Mei 2019.

Image result for Presiden Joko Widodo bertemu dengan Agus Harimurti Yudhoyono dan AHY

Dia menekankan perlunya pertemuan seperti antara AHY dengan Jokowi. Hal ini penting untuk meredakan tensi politik yang memanas di tengah proses penghitungan suara Pilpres 2019.

"Kita Partai Demokrat DNA politiknya adalah meletakkan kepentingan bangsa di atas semua kepentingan, maka ini adalah silaturahmi untuk menyejukkan suasana politik," jelas Ketua Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat itu.

Namun, ia menegaskan pula bahwa pertemuan AHY dengan Jokowi jangan diartikan Demokrat akan meninggalkan koalisi Adil dan Makmur pendukung Prabowo Subianto. Ia menegaskan, Partai Demokrat punya kewajiban moral politik sampai penetapan KPU terkait presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024.

Posisi Demokrat saat ini adalah sebagai salah satu partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. "Jangan diartikan bahwa seolah Demokrat meninggalkan koalisi Adil Makmur dan pindah ke koalisi Jokowi. Politik tidak seperti itu. Partai Demokrat akan menyelesaikan kewajiban moral politiknya di koalisi Adil Makmur hingga selesai ditetapkan oleh KPU," ujar Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) itu.

Ferdinand menambahkan, sejauh ini belum diketahui siapa pemenang Pilpres 2019. Meskipun pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul sementara versi Situng real count KPU.

"Kita belum tahu siapa yang akan ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang pilpres nantinya. Jika Prabowo yang ditetapkan oleh KPU, maka tentu Demokrat akan melanjutkan koalisinya dengan Prabowo memimpin negeri ini," ujarnya.

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 13 Apr

Namun, bila KPU menetapkan Jokowi melanjutkan periode kedua sebagai RI-1, Demokrat punya hak menentukan sikap politiknya. "Jika KPU menetapkan Jokowi sebagai pemenang, maka Partai Demokrat mandiri dan bebas serta berdaulat menentukan sikap politiknya apakah kemudian akan bergabung dengan Jokowi atau tidak," tuturnya.

Sebelumnya, AHY usai pertemuan menyampaikan pertemuannya dengan Jokowi sebagai silaturahim yang dijalankan. Menurut dia, komunikasi politik tidak selalu pragmatis. Dalam pertemuan itu juga sempat dibahas situasi usai Pemilu, 17 April 2019.

"Kita berharap pasca 17 April  mudah-mudahan bisa tenang sabar, melihat situasi perkembangan sekaligus jadi masyarakat yang dewasa," ujar AHY.

Menurut AHY, dalam politik tentu tidak bisa dihilangkan sama sekali perbedaan pendapat. Sikap terbaik tunggu sampai perhitungan terakhir dari penyelenggara pemilu.

"Mudah-mudahan 22 Mei semua pihak bisa menerima apapun hasil yang dijelaskan KPU nanti, kita hormati, dengan sabar, tunggu, dari hari ke hari bisa pantau perolehan Pileg maupun Pilpres."ujar putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. (**)

Sumber : vivanews



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait