News, Politik
| Kamis 01 Feb 2018 16:16 WIB | 1229
MATAKEPRI.COM - Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung membantah tudingan bahwa aksi Presiden Jokowi yang menjadi imam salat ketika berkunjung ke Afghanistan merupakan bentuk pencitraan.
"Ini
tak ada hubungan atau urusan pencitraan, enggak ada," tegas Pramono di
Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Ia
menuturkan, sebelum mengambil air wudhu, Jokowi mendapat kehormatan untuk
menerima pakaian yang dipakai Presiden Ghani pada saat salat Zuhur.
Lalu,
mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberikan peci hitam yang ukurannya telah
disesuaikan dengan kepala Presiden Afghanistan.
"Setelah
itu salat bersama. ‎Pada
saat salat pertama yaitu melaksanakan salat Zuhur, yang menjadi imam adalah
Imam Besar Afghanistan," tutur Pramono.
Usai
Zuhur, Jokowi kemudian meminta izin kepada Presiden Ghani dan imam besar untuk
melakukan salat Jamak Ashar Takdim.
"Kemudian
Presiden Afghanistan, imam besar dan semuanya mempersilahkan Presiden (Jokowi)
untuk jadi imam. Jadi, Presiden memimpin imam untuk salat jamak Ashar 2 rakaat,
dan setelah itu sampai selesai salam," terang Pramono.
Pramono
mengatakan foto yang beredar di media sosial adalah dua persitiwa, yakni salat
Zuhur yang diimami oleh Imam Besar Afghanistan dan yang satu salat jamak Ashar
yang dipimpin Jokowi.
"Kalau
dijamak biasanya untuk Ashar, karena memang pada waktu itu sudah tidak mungkin
untuk menunggu salat Ashar sehingga dijamak lah oleh Beliau," kata
Pramono.(***)