News, Pendidikan

Lewat Sesi 'Sharing', TETO Bagikan Kisah Inspiratif WNI di Taiwan

| Jumat 08 Dec 2017 10:37 WIB | 2193




MATAKEPRI.COM, Jakarta - Hubungan antara pemerintah Indonesia dan Taiwan begitu erat. Beberapa kerja sama dalam bidang politik, pertanian dan pendidikan serta kebudayaan adalah segelintir dari upaya kedua negara untuk menciptakan hubungan yang baik.

 

Selain beberapa bidang tersebut, Taiwan merupakan salah satu negara tujuan terbesar bagi tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut keterangan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Taiwan berada di posisi kedua sebagai negara tujuan terbesar bagi para tenaga kerja Indonesia. Posisi pertama sendiri diisi Malaysia.

 

Hingga saat ini, jumlah TKI yang ada di Taiwan menyentuh angka 240 ribu orang. Menurut BNP2TKI, salah satu alasan para TKI menyukai Taiwan, karena negara tersebut dianggap ramah.

 

Permasalahan yang dialami oleh para pahlawan devisa ini memang tak mudah. Kasus penyiksaan dan tak diberi gaji oleh majikan kerap kita dengar lewat media massa.

 

Namun, tak semua TKI mengalami permasalahan semacam ini. Masih banyak para TKI dan WNI di luar negeri yang berprestasi dan memberi inspirasi banyak orang.

 

Lewat alasan inilah, pihak Taipei Economic and Trade Office (TETO) mengadakan sebuah acara inspiratif untuk mendengar cerita WNI yang tinggal di Taiwan.

 

Dalam acara bertajuk "Taiwan dan Saya", TETO menghadirkan tiga wanita Indonesia dari latar belakang yang berbeda. Tiga wanita tersebut adalah Pindy (TKW), Hesti (seorang imigran baru di Taiwan yang menikah dengan pria lokal sekaligus staf ahli dari Global Workers Organization), dan Claudia Syanny Latif (Guru Bahasa Mandarin dan pengusaha).

 

Kisah inspiratif pertama datang dari Pindy, seorang TKW yang dikenal gigih dan pekerja keras. Selama tinggal di Taiwan, hari-hari Pindy dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan berupa boneka lilin.

 

"Untuk mengisi waktu senggang, saya mempelajari cara membuat Miniatur Clay (Boneka Lilin Karet)," ujar Pindy saat membagikan cerita hidupnya dalam acara "Taiwan dan Saya" di kantor TETO Jakarta pada Kamis, (7/12/2017) sore.

 

"Miniatur ini merupakan hasil karya yang memadukan keterampilan tradisional Taiwan dengan karateristik Jawa," ucapnya.

 

Selama tinggal di Taiwan, Pindy tak hanya mengerjakan tanggung jawabnya sebagai tenaga kerja. Wanita tersebut juga memanfaatkan kesempatan ini untuk terus mempromosikan kebudayaan Indonesia.

 

Produk ini ternyata laku di pasaran. Banyak warga lokal yang tertarik dengan kerajinan tersbeut. Jika selama ini warga setempat hanya mengenal Miniatur Clay dari boneka Taiwan, kini mereka dapat memiliki versi Indonesia. (www.liputan6.com/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait