News, Ekonomi
| Rabu 08 Nov 2017 11:54 WIB | 1086
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Harga minyak melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu
pagi waktu Jakarta), setelah pada perdagangan sehari sebelumnya mencetak rekor
tertinggi sejak Juli 2015.
Pendorong pelemahan harga minyak adalah ketegangan yang
meningkat antara Arab Saudi dan Iran serta tindakan keras dari pangeran mahkota
Arab Saudi yang menegakkan kekuasaannnya.
Mengutip Reuters, Rabu (8/11/2017), harga minyak mentah
Brent turun 58 sen atau 0,9 persen ke level US$ 63,69 per barel setelah
mengalami kenaikan hingga 3 ,5 persen pada perdagangan Senin.
Sedangkan untuk harga minyak mentah West Texas Intermediate
(WTI) turun 15 sen atau 0,3 persen menjadi US$ 57,20 per barel.
Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman melakukan penangkapan terhadap bangsawan, menteri dan juga investor yang melakukan korupsi. Tindakan ini disebut sebagai langkah awal pembersihan.
Saat ini, Otoritas Arab Saudi mengumumkan akan membekukan
rekening bank para anggota kerajaan, pejabat dan elite politik yang ditangkap
atas tuduhan korupsi pada 4 November lalu.
Pihak berwenang juga mengatakan, 'tidak akan ada perlakuan
istimewa dalam penanganan kasus mereka'.
Sentimen lain yang mempengaruhi harga minyak adalah
ketegangan yang meningkat antara anggota organisasi pengekpor minyak (OPEC)
yaitu Arab saudi dan Iran. Menurut para analis sentimen ini lebih menggerakkan
harga minyak di pasar.
"Arab Saudi benar-benar akan melawan Iran dan itu
menurut saya tidak hanya menjadi fokus domestik saja tetapi sudah menjadi fokus
dunia internasional," jelas analis Petromatrix Olivier Jakob.
"Di satu sisi, ini meningkatkan risiko geopolitik
global itu akan memberikan dampak positif ke harga minyak. Namun di sisi lain,
hal ini akan mengganggu kesepakatan OPEC sehingga berpengaruh buruk bagi harga
minyak," tambah dia.
OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi tela sepakat untuk
mengurangi produksi minyak mentah sebesar 1,8 juta barel per hari. Selain
anggota OPEC, kesepakatan ini juga diikuti 10 negara lain di luar OPEC termasuk
Rusia. Kesepakatan ini akan berlangsung sampai Maret 2018.
"Saat ini ada gagasan untuk memperpanjang kesepakatan. Hal tersebut juga membuat harga minyak terus terombang-ambing," kata director of market research Tradition Energy di Stamford, Connecticut,Gene McGillian.(www.liputan6.com/***)