News, Pendidikan
| Kamis 26 Oct 2017 15:58 WIB | 1581
MATAKEPRI.COM, Beijing - Sejumlah
ilmuwan di China telah mengembangkan sejumlah jenis padi yang dapat tumbuh di
air asin. Padi jenis baru itu, diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan beras bagi
200 juta orang.
Selama
beberapa puluh tahun, para peneliti telah mencoba untuk mengembangkan tanaman
biji-bijian di air asin. Namun, baru saat ini mereka bisa mengembangkan
varietas yang layak dijual di pasaran.
Dikutip dari
Independent, Rabu (25/10/2017), padi tersebut ditumbuhkan di sebuah lahan di
Qindao, Provinsi Shandong, yang berada di pesisir Laut Kuning.
Sejauh ini
terdapat 200 jenis padi yang ditanam untuk mengetahui jenis mana yang tumbuh
paling baik di lingkungan air asin. Sawah tersebut memanfaatkan air yang berasal
dari laut.
Melalui uji
coba tersebut, para ilmuwan memperkirakan bahwa mereka dapat memproduksi 4,5
ton beras per hektare. Namun, apa yang mereka dapatkan justru dua kali lebih
banyak, yakni 9,3 ton beras per hektare.
"Hasil
uji coba melampaui ekspektasi kami," ujar seorang profesor agrikulur di
Yangzhou University yang terlibat dalam proyek tersebut, Liu Shiping, kepada
Xinhua.
Di China,
terdapat sekitar satu juta kilometer persegi lahan di mana tumbuhan tak dapat
tumbuh karena tingginya salinitas -- kadar garam. Para peneliti berharap bahwa
pengembangan padi jenis baru dapat digunakan di area tersebut dan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Jika hanya
sepersepuluh area tersebut yang ditanami padi, maka lahan itu dapat memproduksi
50 juta ton beras. Jumlah itu dapat memenuhi kebutuhan 200 juta orang dan
mendongrak produksi beras China sebesar 20 persen.
Padi jenis
baru itu dikembangkan oleh sebuah tim yang diketuai oleh pria berusia 87 tahun,
Yuan Longping. Ia telah menghabiskan puluhan tahun untuk menumbuhkan beras
dalam beberapa kondisi berbeda.
Pemerintah
China telah meneliti cara menumbuhkan beras di air asin sejak tahun 1970-an.
Beras air
asin saat ini telah dijual sekitar 50 yuan atau Rp 102 ribu per kilogramnya --
delapan kali lebih mahal dibanding beras biasa.
Meski
harganya lebih mahal, enam tol beras telah terjual. Para konsumen pun pun
memuji rasa dan tekstur beras tersebut.
Beras
tersebut juga dianggap memiliki beberapa manfaat kesehatan, termasuk tingginya
kadar kalsium.(www.liputan6.com/***)