News, Hiburan
| Rabu 25 Oct 2017 13:10 WIB | 1707
MATAKEPRI.COM, Adelaide - Untuk
pertama kalinya, sebuah teknik baru untuk merangsang mimpi yang jelas (lucid
dreaming) telah diverifikasi secara independen. Teknik itu mungkin bisa lebih
tepat guna jika dikombinasikan dengan teknik-teknik lain.
Lebih dari setengah peserta penelitian
bermimpi jelas dalam percobaan. Kesuksesan itu merupakan rekor karena
pencapaian terjadi hanya satu minggu tanpa menggunakan intervensi eksternal.
Lucid dreaming adalah sebuah istilah
yang diberikan pada suatu keadaan ketika si pemimpi sadar ia sedang bermimpi
dan memiliki sedikit kendali tentang jalannya bunga tidurnya.
Dikutip dari IFLScience pada Selasa
(24/10/2017), mimpi seperti itu dulunya hanya dianggap mitos, tapi ilmu
pengetahuan telah membenarkan bahwa mimpi yang jelas memang ada dan telah
dikembangkan beberapa metode untuk menambah kemampuan seseorang meraihnya.
Memang, sebagian metode itu memerlukan
perangkat canggih dan sebagian lainnya masih belum bisa diandalkan. Hal ini
disayangkan karena manusia menikmati mimpi-mimpinya.
Lagipula, mimpi-mimpi itu bisa menjadi
alat bantu potensial untuk menyembuhkan trauma dan mengendalikan perilaku tidak
sehat.
Dr. Denholm Aspy dari University of
Adelaide di Australia ingin tahu apakah kombinasi beberapa teknik bisa
meningkatkan kesuksesan.
Aspy mengajarkan 169 peserta tentang
teknik yang dikembangkan untuk merangsang lucid dreaming. Salah satunya adalah
reality testing yang membuat orang terbiasa memeriksa secara teratur untuk
memastikan ia benar-benar terbangun.
Sementara itu, cara mnemonic induction
of lucid dreams (MILD) mewajibkan para peserta memasang alarm untuk
membangunkan mereka setelah tidur selama 5 jam dan mengatakan, "Ketika
nanti saya bermimpi, saya akan mengingat bahwa saya bermimpi", lalu
kembali tidur.
Para praktisi MILD juga membayangkan apa
jadinya ketika berada dalam mimpi yang jelas tersebut.
Melalui jurnal Dreaming, Aspy melaporkan
bahwa reality testing itu saja tidak membawa manfaat, tapi pada mereka yang
mencoba kombinasi reality testing dan MILD, sekitar 53 persen peserta memiliki
mimpi yang jelas selama masa eksperimen. Sekitar 17 persen peserta bahkan
berhasil meraihnya setiap malam.
Kepada IFLScience ia menjelaskan bahwa
hasil ini telah melebihi percobaan manapun sebelumnya yang dilakukan tanpa
intervensi semisal masker penyinar mata untuk mendeteksi tidur REM.
Karena ketiadaan manfaat yang hanya dari
reality testing, Aspy menduga bahwa mimpi yang jelas itu mungkin seluruhnya
diakibatkan oleh MILD.
Menurut pengamatannya, ia melihat bahwa
angka kesuksesannya melebihi penelitian-penelitian sebelumnya tentang MILD,
bahkan penelitian yang dilakukan oleh sang penemu metode MILD tersebut.(www.liputan6.com/***)