News, Ekonomi
| Jumat 18 Aug 2017 13:27 WIB | 1582
MATAKEPRI.COM, Jakarata - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah membutuhkan pembiayaan yang berasal dari utang untuk menutup defisit di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Seperti yang dilansir oleh liputan 6, Defisit fiskal terjadi karena belanja lebih tinggi dibanding
pendapatan. Ini disebabkan Indonesia memiliki program prioritas untuk
mengejar ketertinggalan, salah satunya pembangunan infrastruktur.
Pernyataan
tersebut menanggapi total utang pemerintah pusat yang mencapai Rp
3.779,98 triliun hingga akhir Juli 2017. Realisasi tersebut naik Rp
73,47 triliun dibanding posisi Rp 3.706,52 triliun sampai dengan Juni
2017.
Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah menyusun desain APBN untuk
merangsang atau menstimulasi ekonomi nasional, baik dari sisi pendapatan
maupun belanja. Belanja pemerintah diarahkan untuk program prioritas,
termasuk membangun infrastruktur.
"Banyak sekali belanja yang
diprioritaskan untuk mengejar banyak sekali ketertinggalan, yakni
indikator pembangunan yang kita inginkan maupun menjadikan Republik ini
makin kuat, itulah konsekuensinya (utang)," kata Sri Mulyani usai
Perayaan HUT RI ke-72 di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta,
Jumat (18/8/2017).
Ia menegaskan, defisit fiskal yang dibiayai
dari utang telah didiskusikan secara matang dan disetujui oleh DPR.
Pemerintah juga akan mengelola utang secara hati-hati. "APBN ada defisit
sudah disetujui anggota dewan dan kita terus mengelola (defisit dan
utang) secara baik," ucap Sri Mulyani.
Untuk diketahui,
pemerintah menargetkan defisit sebesar Rp 326,9 triliun atau 2,62 persen
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di outlook APBN Perubahan 2017.
Sedangkan defisit makin mengecil di Rancangan APBN 2018 yang
diperkirakan Rp 325,9 triliun atau 2,19 persen dari PDB.***