News, Pendidikan

Murid SD Bantarpanjang, Hadapi UN Di Tengah Bangunan Retak

| Kamis 03 May 2018 10:22 WIB | 3777



Bangunan SD Bantarpanjang retak


MATAKEPRI.COM - Sepuluh Murid SD Bantarpanjang, Cikeusal, Kabupaten Serang mengikuti hari pertama Ujian Nasional (UN). Mereka ujian di tengah bangunan retak dan langit-langit yang bolong.

Di sekolah ini sebetulnya ada tenda yang disediakan untuk kegiatan belajar-mengajar. Tenda disediakan oleh pihak sekolah dan bantuan kepolisian dari Polres Serang. Tapi, karena terpaksa dan untuk kenyamanan saat ujian, 10 murid tersebut ditempatkan di bangunan yang nyaris ambruk. 


Siswa SD di Serang UN di Bawah Bayang-bayang Ambruknya Gedung


Kepala Sekolah SDN Bantarpang Cicih Sri Asih sendiri cerita, saat belajar di hari biasa, memang bangunan sekolah kadang ada yang jatuh. Entah itu dari tembok yang retak atau dari langit-langit. 

"Was-was mah was-was, mudah-mudahan kami berdoa nggak ada insiden lain," kata Cicih, Kamis (3/5/2018). 

Ia mengatakan, memang ada larangan agar tidak melaksanakan ujian di bangunan yang totalnya ada 5 ruangan. Tapi, karena murid meminta agar ujian tenang, dipilihlah salah satu ruangan. Para murid juga menurutnya ingin merasakan kursi baru. 

"Jadi anak-anak belum pernah ngerasain kursi baru. Tingkat kenyamanan Ujian Nasional di tenda panas," ujarnya.

Pihak sekolah juga mengatakan, penggunaan sekolah nyaris ambruk ini hanya untuk pelaksanaan UN selama 3 hari. Mereka mengaku tidak berdaya dan bingung mau protes ke mana. Apalagi, informasinya bangunan sekolah masih dalam proses lelang di Pemkab Serang. 

"Gimana protesnya, keadaan kami sudah begini. anak-anak pengennya mah ngerasain bangunan baru," ujarnya. 

SD Bantarpanjang ini sendiri ada di tengah perkampungan daerah Cikeusal. Lokasinya sekitar 2 kilometer dari jalan utama. Tapi, sepanjang jalan ke lokasi SD ini juga sungguh memprihatinkan. Jalan sebagian besar tidak diaspal atau di beton. 


Siswa SD di Serang UN di Bawah Bayang-bayang Ambruknya Gedung


Sekolah ini memiliki murid sebanyak 65 orang. Setelah melaksanakan Ujian Nasional 3 hari ke depan. Pada tanggal 9-12 seluruh murid ini juga akan mengadakan ujian akhir semester.

Kondisi sekolah dalam keadaan nyaris ambruk ini sudah sejak 2013. Menurut Cicih, pada 2016 sebetulnya sekolah ini akan direhabilitasi, tapi kemudian pihak pemerintah Serang gagal melakukan lelang. Jadi, sampai sekarang mereka terpaksa sekolah dan belajar di tenda. 

"Anu parah (yang parah) mah dari tahun 2016," katanya. (***)


Sumber : detik



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait