News, Kesehatan

Rata-Rata Para Pria dari Suku Asli di Amerika Selatan Meninggal Karena HIV

| Senin 29 Jan 2018 10:58 WIB | 1984




MATAKEPRI.COM, Caracas - Ada komunitas di kalangan kelompok suku Warao yang tidak ada laki-laki. Semuanya meninggal dan perempuan yang bertahan hidup dijauhi.


Tidak ada yang ingin menikah dengan mereka. Orang-orang berpikir komunitas itu pasti mendapat kutukan berat namun yang sebenarnya terjadi bisa dijelaskan secara ilmiah.


Para pria dari suku asli di Amerika Selatan ini -yang umumnya ditemukan di Venezuela timur di mulut Orinoco, salah satu sungai terbesar di benua itu- meninggal karena HIV.


"Insidennya 10% di sejumlah komunitas. Namun ada komunitas-komunitas yang kecil dengan hampir semua pria berusia 16 dan 23 tahun adalah positif HIV," kata seorang dokter Belanda, Jacobus de Waard, dari Institute of Biomedicine di Venezuela's Central University, yang melakukan pengobatan di Warao sejak tahun 1993.


Bagi beberapa pihak, persentase 10% itu mungkin kecil namun sebenarnya tidak.


Tingkat prevalensi dari virus itu di kawasan lain Venezuela hanya 0,6% -berdasarkan data dari UNAIDS atau Badan PBB yang bertugas mengatasi penyebaran penyakit itu.


Dengan kehadiran virus itu di kalangan suku asli yang melebihi rata-rata jumlah orang dengan HIV di wilayah lain negara tersebut, berarti situasinya tergolong wabah.


Jika mempertimbangkan jumlah orang Warao yang tidak sampai 50.000 orang (berdasarkan data sensus tahun 2011 oleh Lembaga Statistik Nasional), maka dampaknya bisa menghancurkan.


"Ini situasi yang mengkhawatirkan karena skalanya. Tingkatnya amat tinggi, serupa dengan yang kita lihat di Afrika pada masa awal wabah di benua itu yang menyebar amat cepat," kata Flor Pujol, Direktur Laboratory of Molecular Virology di Venezuelan Institute of Scientific Research (IVIC), yang merupakan salah seorang seorang kordinator dalam studi Warao ini.


"Ini kasus yang jarang," tambahnya, "karena HVI 'diimpor', bukan kondisi yang pernah mempengaruhi penduduk asli Amerika Latin sebelumnya,"


Jenis HIV yang menyebar di kalangan orang Warao memiliki keanehan: virus itu dengan cepat berkembang menjadi AIDS dan menyebabkan kematian bagi pasien dalam jangka waktu yang amat pendek.


"Mayorita infeksi HIV dimulai sebagai R5, dan sejalan dengan pertumbuhan penyakit, virus, dengan amat pelan, menjelma menjadi X4, yang jauh lebih agresif. Jadi dalam kasus Warao, kondisi melemahnya kekebalan tubuh datang amat cepat," jelas Hector Rangel, seorang ahli biologi yang ikut dalam penelitian.


"90% orang Warao," lanjut Rangel, "memiliki X4 dan itu tidak biasa, baik di Amerika Latin maupun di belahan dunia lain."


De Waard mengatakan tingkat harapan hidup di kalangan penduduk asli yang terinfeksi HIV mungkin tidak lebih dari dua tahun.


Lebih lanjut lagi, varian yang menyerang kelompok itu, berbeda dengan yang mempengaruhi penduduk Venezuela lainnya.


"Tidak ditemukan di Karibia atau di Guyana. Kami tahu bahwa wabahnya dimulai di komunitas Guayo, di delta Sungai Orinoco, namun kami tidak tahu asalnya. Variannya tampak mungkin berasal dari Filipina namun kami tidak yakin. Banyak perahu yang menelusuri sungai. Mungkin dari sana," kata De Waard.

(***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait