Batam, News, Pariwisata, Pendidikan
Riki | Senin 20 Jan 2025 14:20 WIB | 388
Lembaga seni budaya He Le sedang melukis seni kaligrafi China di Mega Mall, Minggu 19 Januari 2025
Matakepri.com, Batam- Seni kaligrafi China, atau yang dikenal dengan sebutan ‘Shu Fa’, kini semakin mendapat perhatian di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dengan upaya yang luar biasa dari berbagai pihak untuk melestarikan dan mengenalkan seni tradisional ini kepada masyarakat.
Lembaga seni budaya He Le, yang dipimpin oleh Alex Tan, menjadi salah satu penggerak utama dalam mengajarkan dan mempopulerkan seni tulis ini di Batam. Dengan penuh dedikasi, mereka tidak hanya fokus pada pelestarian kaligrafi sebagai warisan budaya, tetapi juga berusaha untuk menjadikan 'Shu Fa' sebagai sarana untuk mempererat hubungan antarbudaya yang ada di Batam.
Menurut Alex Tan, seni kaligrafi 'Shu Fa' memiliki filosofi mendalam yang lebih dari sekadar seni visual. Ia menjelaskan bahwa setiap goresan dalam kaligrafi ini mencerminkan konsep-konsep positif seperti harmoni, kebahagiaan, dan energi yang membangun. "Filosofi yang terkandung dalam 'Shu Fa' sudah ada sejak lebih dari 25 ribu tahun yang lalu, dimulai pada Dinasti Xia di Tiongkok," ujarnya saat berbincang di acara Mega Imlek Festival 2025 di Mega Mall Batam Centre, Minggu (19/1/2025).
Bagi Alex, 'Shu Fa' juga bukan sekadar seni, tetapi juga merupakan alat motivasi yang bisa menguatkan semangat individu, terutama generasi muda. "Kami ingin pelajar dan masyarakat Batam mengenal nilai-nilai luhur yang terkandung dalam seni ini. Ini adalah bentuk kebudayaan yang membawa ketenangan dan ketulusan," tambahnya.
Dengan lebih dari 5.000 anggota yang terdiri dari pelajar hingga masyarakat umum, kegiatan ini menunjukkan bahwa minat terhadap seni 'Shu Fa' semakin berkembang. Namun, Alex mengungkapkan tantangan dalam memperluas pengajaran seni ini, yaitu terbatasnya jumlah pengajar yang mahir dalam seni kaligrafi tradisional China tersebut. Meski begitu, mereka terus berupaya menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah untuk memperkenalkan seni ini pada lebih banyak anak muda.
Pemerintah Kota Batam juga memberikan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya ini. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata, menekankan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkaya keberagaman seni dan budaya di Batam, serta memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai tradisi. "Seni 'Shu Fa' mengajarkan banyak nilai positif, seperti kesabaran, keharmonisan, dan rasa hormat terhadap tradisi. Kami mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini dan berharap seni ini terus berkembang di Batam," ujar Ardiwinata.
Selain sebagai sarana pembelajaran, 'Shu Fa' juga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai simbol keberuntungan dan keharmonisan. Banyak masyarakat Tionghoa di Batam yang memanfaatkan kaligrafi ini untuk menghiasi rumah mereka, berharap bahwa energi positif yang terkandung dalam setiap goresannya dapat membawa kebaikan bagi penghuni rumah.
Dengan antusiasme yang tinggi dari masyarakat dan dukungan dari pemerintah, Alex berharap seni 'Shu Fa' dapat terus berkembang di Batam.
"Ini adalah warisan budaya yang sangat berharga. Kami ingin generasi muda tidak hanya mengenalnya, tetapi juga mencintainya dan mewariskannya ke generasi berikutnya," tutup Alex dengan penuh harapan. (*)
Redaktur: ZB