Batam, News, Kepri
Egi | Sabtu 07 Sep 2024 14:36 WIB | 371
Tokoh masyarakat berpidato depan warga yang tak sabar ingin pindah ke rumah baru (foto:Egi)
Matakepri.co.id Batam - Dalam waktu dekat, masyarakat Rempang yang terdampak pengembangan Rempang Eco City akan menempati rumah hunian baru yang dibangun oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Perencanaan penempatan rumah hunian baru ini disampaikan langsung masyarakat Rempang yang diwakili oleh Tokoh masyarakat Sembulang Samsudin Bujur di rumah tinggal sementara, di kawasan Batuaji, Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (7/9/2024) siang.
"Kita dari masyarakat asli Rempang sangat menginginkan kesejahteraan, makanya kita ingin dilakukan relokasi oleh pemerintah, dan kita semua juga sangat bahagia, karena sebentar lagi kita semua akan menempati rumah yang baru di Tanjung Banon," kata Samsudin.
Lanjutnya, kita semua juga sudah mendapatkan fasilitas yang diberikan oleh BP Batam yang berada di Tanjung Banon.
"Menjelang kami keluar dari rumah sementara ini, dan sebelum dipindahkan kembali ke rumah yang baru, kami semua meminta kepada BP Batam untuk memberikan sertifikat rumah saat penyerahan kunci," ungkapnya.
Masyarakat Rempang sangat berharap kepada BP Batam untuk menyetujui permintaan masyarakat sebelum pindah ke rumah baru.
"Kami semua hingga saat ini sangat mendukung Pembangunan Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City. Untuk itu kami ingin menerima sertifikat langsung saat penyerahan kunci. Kalau hanya diberikan kunci rumah saja, kami semua sebanyak 99 Kepala Keluarga bersepakat untuk tetap bertahan tinggal di rumah sementara ini," tuturnya.
Samsudin Bujur juga menyampaikan kepada masyarakat yang masih bertahan dirumah lamanya di Rempang, namun sebenarnya ingin direlokasi, untuk dapat menghubungi kita langsung.
"Masyarakat Rempang yang masih bertahan, sebenarnya juga ada yang ingin untuk direlokasi, namun sudah terlanjur mengikuti untuk menolak, makanya sampai sekarang masih bertahan. Namun, yang ingin direlokasi bisa langsung menghubungi kita ataupun instansi pemerintahan," pungkasnya.
Tokoh masyarakat yang menerima direlokasi sangat menyayangkan atas kegiatan penolakan - penolakan pembangunan Rempang Eco City yang masih terjadi sampai dengan sekarang ini.
"Kita mengetahui siapa saja masyarakat Rempang yang asli. Misalkan 50 orang yang ikut serta menolak direlokasi, hanya 10 orang yang merupakan masyarakat Rempang asli. Selebihnya merupakan masyarakat pendatang yang menetap di Rempang," ungkapnya.
"Kehadiran penduduk bukan asli Rempang yang membuat rancunya pembangunan Rempang Eco City," tandasnya.(Egi)
Redaktur: ZB