Pojok Opini & Puisi

Rohani Bangkit Ketika Jasmani Ditindas

Maman | Sabtu 29 May 2021 10:38 WIB | 1166

Pojok Opini


Pimpinan Cakrawala Matakepri Media


Penulis : Maman Prihatna

29 Mei 2021

Pada diri kita terdapat 2 bagian yaitu jasmani dan rohani. Dimana yang banyak terjadi ketika jasmani kita manjakan dengan mengikuti segala keinginannya, maka di situlah rohani kita pingsan. Begitu juga sebalikannya ketika jasmani kita tindas dengan cara mengontrol hawa nafsu kita maka rohani kita akan bangkit. 

Contoh sederhana seperti di bulan Ramadhan bagi yang beragama islam, dimana setiap hari selama 1 bulan penuh, jasmani di tindas dengan menahan haus, lapar, nafsu amarah, dan dalam kondisi seperti itu banyak umat muslim yang sanggup melaksanakan sholat Sunnah di malam hari sampai 23 rakaat. Kemudian apakah ketika diluar bulan ramadhan dimana kebanyakan jasmani dimanjakan kita tetap bisa/mau melakukan sholat Sunnah 23 rakaat?

Contoh lain seperti salah seorang teman Facebook saya pernah memposting yang kira-kira bunyinya seperti ini "ketika engkau sedang berada di bawah/miskin maka kata-kata bijak yang keluar dari mulutmu terdengar seperti kentut. Namun ketika engkau sedang berada di puncak kesuksesan maka kentut mu pun terdengar seperti kata-kata bijak yang menginspirasi banyak orang".

Berdasarkan postingan kawan saya di atas tadi, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kata-kata bijak yang keluar dari mulut orang yang saat itu berada di bawah(jasmani di tindas), merupakan tanda-tanda bangkitnya rohani dengan munculnya kesadaran-kesadaran akan kesalahan yang dilakukannya, dan biasanya akan muncul kata-kata bijak sebagai pengingat ataupun pembelajaran bagi dirinya.

Mungkin untuk sebagian orang yang belum pernah merasakan perputaran roda kehidupan akan memandang sebelah mata kata bijak yang disampaikan kelas menengah kebawah. Namun tidak bagi mereka yang sudah merasakan naik turunnya roda yang berputar, dimana jasmani dan rohani mereka sudah banyak mengalami berbagai macam situasi dan kondisi, tentunya kata bijak dari siapapun memiliki arti pembelajaran ataupun pengalaman hidup.

Yakinlah bahwa kita semua pasti akan pernah berada di posisi bawah roda. Karena dengan perputaran itulah manusia akan belajar-belajar dan terus belajar sampai akhir hayatnya. Bukan kah kita pernah mendengar pribahasa "pengalaman adalah guru yang paling berharga", "kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda".

Oleh sebab itu mari belajar untuk selalu menghargai ucapan, pendapat, opini orang lain agar kita dapat pembelajaran bukan hanya dari pengalaman pribadi tapi juga dari pengalaman hidup orang lain. Sehingga seperti apapun roda kehidupan ini berputar kencang ataupun lambat, di atas atau pun di bawah, di jalan yang berlubang maupun di jalan yang rata, diri kita akan tetap selalu tenang dan siap menghadapi segala konsekuensinya.

Hal yang paling penting adalah kita harus bisa menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani kita, jangan manjakan jasmani kita agar rohani tidak pingsan.(Maman Prihatna)






Share on Social Media