Batam

Pengurus NU se-Kecamatan Sagulung Masa Khidmat 2020-2025 Dilantik

Juliadi | Senin 07 Dec 2020 09:32 WIB | 2344

Ormas/LSM/Paguyuban/Komunitas



MATAKEPRI.COM BATAM --  Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Batam melantik para pengurus Ranting NU Se-Kecamatan Sagulung masa khidmat 2020-2025, bertempat di Masjid Besar Darul Ghufran, Jalan Brigjen Katamso Kelurahan Sagulung Kota, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepri, Minggu (6/12/2020).


Ketua Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kecamatan Sagulung sekaligus Ketua Panitia, Agus Sahrir, M.Pd mengatakan, pemilihan pengurus Ranting NU se-Kecamatan Sagulung sudah di mulai tahun 2019, awal 2020 sudah pengajuan Surat Keputusan (SK) di  PCNU Kota Batam dan tanggal 29 Oktober 2020 lalu seharusnya pelantikan. Tapi karena suatu hal, pelantikan bisa dilaksakan 6 Desember 2020.


Ketua MWCNU Kecamatan Sagulung Agus Sahrir, M.Pd dan dua pengurus, Minggu (6/12/2020). Foto : Adi 


"Di Sagulung ini ada 6 Kelurahan, 1 Kelurahan 1 Ranting, jadi ada 6 Ranting," kata dia.


Lanjut dikatakannya, program-program yang akan dilaksanakan, yakni melanjutkan program-program sebelumnya dan mewariskan tradisi NU.


"Harapan dengan terpilih Ketua-ketua Ranting, agar dapat menebarkan peranan dakwa syiar Islam agar lingkungannya rukun dan adem," ujarnya.


Pondok pesantren Buntet Cirbon KH. Muhammad Faris Al Haq Fuad Hasyim, beserta dua Jamaah Masjid Besar Darul Ghufran, Sagulung, Minggu (6/12/2020). Foto : Adi 



Pengasuh Pondok pesantren Buntet Cirbon KH. Muhammad Faris Al Haq Fuad Hasyim, menambahkan, dengan adanya pelantikan ini, pertama NU bisa berkontribusi dalam membantu pemerintah, kedua NU bisa berkontribusi dalam masalah sosial. Karena ditingkat Kecamatan ada masalah-masalah sosial.


"Ada program NU dari tingkat pusat hingga tingkat kecamatan, yakni memberikan pemahaman kepada masyarakat. Ketua NU disemua tingkatan, adalah orang yang ahli dalam kebangsaan," ujarnya.


Lanjut dikatakannya, dengan adanya konsep kebangsaan jika didakwakan oleh ulama secara pasif di Indonesia, maka aliran-aliran pemecah bela bangsa.


Terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada), ia mengungkapkan, bahwa dalam memilih seorang pemimpin merupakan suatu ibadah di dalam Islam.


"Kalau Ibadah itu, harus disikapi dengan baik, ibadah itu suatu yang baik antara manusia dengan Allah SWT. Pilkada memilih pemimpin dan suatu kewajiban dalam islam harus disikapi dengan baik, jika disikapi dengan tidak baik, hasilnya juga tidak baik," jelasnya. (Adi) 



Share on Social Media