Batam, News, Kepri

Petugas KKP Drop, INSA Batam Berikan Semangat Untuk Tetap Bekerja Dengan Baik

Egi | Selasa 22 Sep 2020 23:11 WIB | 1479

Covid-19
DPRD Provinsi Kepri


Ketua Indonesia National Shipowners' Association (INSA) DPC Batam, Osman Hasyim saat di DC Mall (foto:egi)


MATAKEPRI.COM BATAM -- Indonesia National Shipowners' Association (INSA) DPC Batam memberikan semangat kepada petugas di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam agar tetap lakukan pekerjaan dengan baik dan benar


Ketua INSA Batam Osman Hasyim mengatakan, saat ini petugas KKP yang merupakan garda terdepan mengatasi penyebaran Covid-19 mengalami drop.


"Saat ini petugas kami mengalami drop dalam melakukan pekerjaannya, karena sudah dituduh macam-macam dalam menjalankan tugasnya," ujar Osman saat ditemui di daerah DC Mall Lubuk Baja pada Selasa (22/9/2020) siang.


Dimasa Covid-19 ini, kita semua tau bahwa karantinalah yang paling berat tugasnya, dan INSA selalu berkoordinasi dengan karantina, bahkan apa yang mereka butuhkan selalu di support.


"Seperti kekurangan masker, hand sanitizer, Alat Pelindung Diri (APD), dan berbagai macam lainnya," ungkapnya.


Lanjut Osman, kemaren kita sudah melakukan pengecekan terhadap beredar informasi besarnya anggaran biaya rapid test sampai dengan Rp 450 ribu.


"Setelah di cek dan kita mintai keterangan petugas disana, dan ternyata itu tidak ada tentang pemungutan itu, bahkan ada juga crew kapal yang terjun dilaut. Masa iya karena informasi tersebut dan berbeda Rp 200 ribu sampai terjun kelaut?," bebernya. 


Dengan adanya pemberitaan kemaren ini, mereka sebagai garda terdepan yang bisa tertular langsung dengan covid-19 mengalami drop.


"Kami yang sudah bekerja seperti ini, penuh dengan resiko, bekerja dengan benar, malah sekarang dituduh seperti ini," kata Osman mengulangi ucapan yang dikeluhkan petugas KKP.


Lamjutnya, kalau ini mengalami drop, bisa menjadi kacau, dan bisa mempengaruhi kinerja mereka, karena mereka merupakan bagian garda terdepan.


"Mereka yang merupakan pengawasan di pintu masuk, dengan adanya seperti ini, bisa saja mereka malas-malasan dalam bekerja. Bisa dimasukin saja semua orang dan di bilang sehat-sehat saja," ungkapnya.


Osman juga menceritakan, bahwa ada petugasnya yang juga positif terpapar covid-19 hingga saat ini sudah sembuh, yang artinya mereka sedang menyambung nyawa.


"Kita ingin petugas garda terdepan untuk bangkit kembali semangatnya dalam bertugas. Apalagi yang bisa kita korbankan buat mereka, sementara mereka berkorban buat kita," tuturnya.


Selanjutnya, kalau Anggota DPRD mendapatkan informasi yang belum tentu dengan kebenarannya, disaat sidak itulah informasi yang benar bisa didapatkan.


"Seharusnya dengan adanya laporan masuk, dan diadakan sidak, seharusnya kebenaran bisa didapatkan, namun ini tidak ada apa-apa. Berarti tidak benar dengan laporan tersebut," ungkap Ketua INSA Batam.


Sementara itu, untuk biaya rapid test yang dikeluhkan dengan harga Rp 450 ribu, sudah dilakukan pengecekan langsung.


"Setelah saya cek, biaya yang dikelola oleh Koperasi disana hanya Rp 200 ribu saja, karena yang melaksanakan pengetesan bukan pihak mereka, melainkan pihak ketiga," bebernya.


Osman juga memberikan penjelasan yang mana baru pulang dari Jakarta, dan lakukan rapid test di RS Awal Bros, lebih kurang biaya rapid test Rp 200 ribu.


"Kalau kita bandingkan, ini tidak aneh, apalagi ini juga termasuk pelayanan sampai ke kapal, seperti transportasi boat. Kalau diliat tingkat kewajaran, ya wajar saja. Karena dari Pemerintah bataskan biaya dari Rp 150 ribu sampai dengan Rp 200 ribu saja," imbuhnya.


Yang paling penting, mereka harus diberikan dukungan moral, kalau dukungan materi, mungkin itu tidak seberapa.


"Dia bekerja dengan berpotensi terpapar. Kalau semangat dia bekerja mati, kira-kira mau tidak mereka untuk bekerja. Makanya, kita harus berikan mereka semangat, jangan dia sudah bekerja dengan benar dan baik dituduh dengan macam-macam, malah jadi drop," pungkasnya, (egi)




Share on Social Media