Batam, News, Kepri

Reses Tan A Tie, Warga Keluhkan Suara Musik Foudcord Utama 98 Berisik Hingga Dini Hari

Egi | Kamis 20 Aug 2020 21:52 WIB | 1608

DPRD


Anggota DPRD Kota Batam Komisi I Tan A Tie saat Reses di Perumahan Happy Garden (foto:ist)


MATAKEPRI.COM BATAM -- Anggota DPRD Kota Batam Tan A Tie melaksanakan Reses Masa Persidangan III, Tahun Sidang 2020 di Perumahan Happy Garden (Windsord Phase 3) Kelurahan Batu Selicin Kecamatan Lubuk Baja pada Rabu (19/8/2020) malam. 


Ketua RW 09 Perumahan Happy Garden, Yulianto mengatakan ada beberapa catatan penting warga saat reses berlangsung. Dan, yang menjadi point penting pertamanya yakni terkait adanya penyerobotan lahan fasum dan ditengarai telah terjadi jual beli lahan di RT 01/RW 09 dengan luas lahan fasum sekitar 1.700 M2. 


"Lahan fasum warga untuk penghijauan ini di duga kuat akan disulap menjadi komplek pertokoan berlantai tiga. Namun warga bersama pihak RT dan RW setempat sepakat menolak adanya alih fungsi lahan fasum tersebut," ungkap Yulianto usai acara.


Selanjutnya, point penting berikutnya yang disampaikan warga dalam reses tersebut ialah meminta untuk diperbaikinya lapangan yang dijadikan fasilitas olahraga untuk warga. 


"Kondisinya saat ini lapangan tersebut rusak namun masih bisa dipakai. Jika terus dibiarkan, dikhawatirkan kerusakannya akan semakin parah," tuturnya.


Masih menurut Yulianto, point penting berikutnya yakni terganggunya masyarakat kerasnya musik yang berasal dari Pujasera Utama 98 Food Court.


Dikatakannya, warga sudah beberapa kali mendatangi pujasera tersebut, meminta supaya untuk dikecilkan suara musiknya karena sangat mengganggu warga di Happy Garden yang bersebelahan dengan pujasera tersebut. Namun, permintaan warga tak pernah dihiraukan.


"Bahkan, suaranya semakin jelas terdengar ketika sudah larut malam yakni sampai jam 3 pagi. Sangat mengganggu sekali," ungkapnya.


Pihaknya sangat berharap sekali dengan dilakukannya reses oleh anggota DPRD Batam, permasalahan-permasalahan yang dialami warga, bisa diselesaikan.


"Kami berharap melalui reses pak Tan A Tie ini, apa yang menjadi permasalahan warga disini bisa terselesaikan," harapnya.


Setelah keluhan warga disampaikan, Tan A Tie mengatakan akan secepatnya melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, untuk segera dicarikan solusi dan jalan keluar dari seluruh permasalahannya.


"Saya serap dulu ya aspirasi dari bapak ibu semuanya. Saya akan akomodir semuanya. Namun, tidak bisa langsung, harus bertahap. Kita cari dulu permasalahan apa yang lebih prioritas untuk diselesaikan," ujar Tan A Tie.


Dikatakannya, masa reses merupakan masa penting yang sejatinya secara fungsional sebagai media menjaring aspirasi masyarakat. 


"Diwajibkan untuk menyerap aspirasi yang ada di masyarakat, dan apa saja yang menjadi permintaan masyarakat harus diperjuangkan," bebernya.


Lebih lanjut Tan A Tie berpesan kepada warga, tolong buatkan surat yang ditujukan ke Komisi I DPRD Batam, supaya kita buatkan Rapat Dengar Pendapat (RDP).


"Secara langsung kita tidak bisa memanggil mereka. Namun, melalui RDP nanti kita bisa memanggil pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan itu," tegasnya.


"Jika kantor sudah disuratin, kita akan panggil pemilik foudcordnya. Kita akan mempertanyakan hal ini, sampai jam berapa operasionalnya. Kita jiga akan panggil RT, Camat dan Lurah, karena ini juga termasuk kewajiban mereka," pungkasnya.


Tan A Tie juga mengatakan, bahwa masyarakat keluhkan suara keras musik dari foudcord tersebut membuat anak-anak menjadi susah tidur, susah untuk belajar, dan menganggu warga yang ingin istirahat karena capek pulang kerja, malah terganggu oleh musik Foudcord Utama 98.


"Sebelumnya pihak manajemen foudcord pernah berdiskusi dengan warga, hasilnya, suara musiknya dikecilin. Itu sebelum pandemi Covid-19 sampai sebelum diterapkannya New Normal," bebernya.


"Namun, setelah kembali dibukanya seluruh aktivitas, Foudcord Utama 98 ini kembali membuat resah masyarakat, yang bikin masyarakat tidak nyaman tinggal di daerah sendiri, anak-anak tidak konsen belajar, dan susah untuk tidur," tutupnya (egi)




Share on Social Media