Batam, News, Ekonomi

IHK BI Kepri Mengalami Deflasi Selama Bulan September 2019

Juliadi | Kamis 03 Oct 2019 15:35 WIB | 3127



Gedung Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Kamis (3/10/2019). Foto : Istimewah


MATAKEPRI.COM, Batam - Selama bulan September 2019 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi, hal tersebut di sampaikan oleh Humas BI Perwakilan Kepri, Yeni, Kamis (3/10/2019) melalui Press Release lewat pesan Whatsapp (WA).


Deflasi Kepri pada September 2019 tercatat sebesar 0,49% (mtm), tidak sedalam bulan sebelumnya dengan deflasi sebesar 0,80% (mtm). Namun, deflasi Kepri pada September 2019 lebih dalam dibandingkan nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,27% (mtm). Secara tahunan, inflasi Kepri pada September 2019 tercatat sebesar 2,82% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,23% (yoy) maupun IHK Nasional pada September 2019 sebesar 3,39% (yoy).


Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri hingga September 2019 tercatat sebesar 1,06% (ytd) dan masih dalam kisaran sasaran inflasi 3,5 ± 1% (yoy) pada akhir tahun 2019.


Deflasi Kepri pada Agustus 2019 bersumber dari penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan transpor, telekomunikasi dan jasa keuangan. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,18% (mtm) dengan andil -0,27% (mtm). Komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah dan cabai rawit yang masing-masing mengalami deflasi sebesar  19,25% (mtm) dan 25,00% (mtm) dengan andil -0,37% (mtm) dan -0,10% (mtm).


Penurunan harga cabai diperkirakan seiring dengan mulainya masa panen di sentra penghasil. Sementara, kelompok transpor, telekomunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar sebesar 1,17% (mtm) dengan andil -0,24% (mtm). Komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok ini adalah tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar 5,87% (mtm) dengan andil -0,24% (mtm).


Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang mengalami deflasi. Batam tercatat mengalami deflasi sebesar 0,55% (mtm) atau 2,84% (yoy), tidak sedalam bulan lalu yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,86% (mtm) atau 3,32% (yoy). Adapun Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar 0,11% (mtm) atau 2,71% (yoy), tidak sedalam bulan sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,38% (mtm) atau 2,69% (yoy). Komoditas utama penyumbang deflasi di Batam dan Tanjungpinang adalah cabai merah.


Mencermati perkembangan inflasi terkini, IHK Kepri pada Oktober 2019 diperkirakan mengalami inflasi. Perlu diwaspadai beberapa risiko inflasi ke depan, namun diperkirakan akan tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional pada 2019 yaitu sebesar 3,5 ± 1% (yoy).


Beberapa potensi risiko pendorong inflasi di Kepri pada Oktober 2019 antara lain:

(i) Potensi peningkatan harga komoditas ikan laut menjelang musim angin Utara. 

(ii) curah hujan yang relatif tinggi dapat mengganggu produksi sayur-sayuran di Batam dan Bintan. 

(iii) gelombang laut yang tinggi menjelang akhir tahun dapat mengganggu proses distribusi logistik dan mengurangi ketersediaan pasokan bahan makanan.

(iv) tren peningkatan harga emas dunia hingga saat ini diperkirakan dapat kembali memicu kenaikan inflasi kelompok inti (emas perhiasan).


Langkah pengendalian inflasi tahun 2019 mengacu kebijakan 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif). Penguatan koordinasi serta sinkronisasi kebijakan dilakukan untuk pengendalian harga dan diharapkan inflasi Kepulauan Riau tahun 2019 dapat tetap terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5 persen ± 1 persen. (*/Adi) 



Share on Social Media