Nasional , News

Pilu, Ini Tragedi Tewas Nya Calon Paskibra Di Tangsel Jelang HUT RI

| Minggu 04 Aug 2019 09:16 WIB | 1499



Ilustrasi paskibra.


MATAKEPRI.COM, Tangerang - seorang paskibra di Tangerang Selatan (Tangsel) akhirnya tewas, jelang HUT RI, paskibra Tewas Tersebut diketahui bernama Aurellia Quratu Aini, Yang di duga akibat mengalami kekerasan. Calon anggota paskibra (Tangsel) itu diduga dianiaya oleh senior pembina.


Jelang HUT RI, Aurel mengikuti pembekalan dan pelatihan pengibaran bendera. Tewasnya calon pembawa baki ini membuat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin.


"Bagi saya momen penting upacara dalam perayaan Hari Kemerdekaan dengan menugaskan Aurel tentu menjadi prestasi yang membanggakan dirinya, keluarga, dan Tangerang Selatan," kata komisioner KPAI Jasra Putra kepada wartawan, Sabtu (3/8).


Qadi pasukan inti pengibar bendera di tingkat provinsi, tentunya Aurel adalah putri terbaik di Tangerang Selatan," tambahnya.


Jasra menyatakan tak setuju bila disiplin dimaknai dengan kekerasan. KPAI mengingatkan dari peristiwa ini, pentingnya pedoman Child Safe Guarding agar anak-anak dipastikan aman dalam situasi yang terkontrol. Tiga kode etik berkegiatan dengan anak yakni tidak melakukan kekerasan fisik, tidak memalukan anak, dan tidak sendirian dengan anak di tempat sepi.


Dia mengatakan, bila ada indikasi kekerasan, KPAI menyatakan mendukung pemeriksaan oleh aparat penegak hukum. Jasra meminta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mengawasi proses penyiapan Paskibra yang sedang berjalan.


Aurel menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (1/8). Pihak keluarga sempat membawa Aurel ke rumah sakit setelah sempat terjatuh tak sadarkan diri di rumahnya di Taman Royal Cipondoh, Tangerang.


Ibu Aurellia, Sri Wahyuniarti menilai ada aturan yang dilanggar senior Aurel selama pembekalan dan pelatihan. Wahyuniarti sering bertanya tentang pelatihan yang diikuti Aurel.


Wahyuniarti pernah bertanya soal luka lebam di lengan kiri anaknya. Dia sempat ingin menemui senior Aurel saat tahu luka lebam itu akibat dicubit. Namun Aurel melarangnya.


Orang tua calon paskibra yang meninggal di Tangsel (Foto: detikcom)


"Lalu memang ada spot atau lebam, dia bilang, 'Ma ini dicubit, biasa kok.' Saya bilang, 'Itu tidak biasa Nak, karena harusnya tidak ada body contact untuk pendidikan Paskibraka.' Tapi dia tidak bilang, 'Kakak takut,' nggak. Malah dia bilang, 'Itu biasa, Ma. Itu biasa.' Jadi memang dia bilang, 'Ma, jangan ngomong ke senior,'" kata dia saat ditemui di Rumah Duka, Jalan Singosari Raya, Perumahan Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang, Jumat (2/8).


Selain cubitan, Wahyuniarti mengatakan anaknya juga pernah ditampar. Dia juga pernah keberatan saat tahu anak perempuannya bersama teman lainnya dihukum push up kepal. Padahal menurutnya, militer pun tidak asal-asalan ketika melakukan push up kepal.


Wahyuniarti mengatakan anaknya dalam kondisi sehat. Namun dia tak memungkiri setelah mengikuti sejumlah kegiatan, dia melihat putrinya kelelahan dan sempat demam. Selain fisik, dia melihat pelatihan yang diikuti anaknya juga menguras mental.


Catatan harian yang dibuat anaknya selama 22 hari dirobek senior dan disuruh menuliskan ulang. Di sisa waktu istirahat Aurel yang sedikit, Wahyuniarti menilai perintah tersebut tentu jadi beban berat.


Cerita Aurellia kepada sang ibu, ada temannya yang dihukum karena membuat kesalahan, sehingga Aurellia juga mendapatkan hukuman yang sama. Namun saat itu dia mengira Aurel demam karena dampak kelelahan.


Sampai rumah setengah 8 malam. Dia sudah kelihatan sangat lelah. Sangat lelah. Tapi masih sempat cerita. 'Tadi kakak main air, mama, tadi ada empat orang teman kakak membuat kesalahan dan dihukum. Kakak berzikir jangan sampai kakak punya kesalahan. Alhamdulillah bukan kakak. Tapi karna korsa kami semua pasti dihukum bersama," kata dia.


Hingga akhirnya, pada Kamis (1/8) sekitar pukul 04.00 WIB Aurel terjatuh saat membuat teh. Keluarga terbangun mendengar suara Aurel jatuh.


"Dia keluar dari kamar dia menuju dapur, kakak saya yang melihat dia menuju dapur. Di dapur itulah dia jatuh. Tidak membentur apapun. Kami terbangun karena bunyinya sangat-sangat keras. Tidak lebih dari lima menit kami berusaha membangunkan dia, langsung kami bawa dia ke rumah sakit. Saat di dapur dia jatuh dia sudah tidak bereaksi," jelasnya.


Rumah duka calon paskibra yang meninggal di Tangsel. (Istimewa)


Saat berada di rumah sakit, Wahyuniarti mengatakan dokter menjelaskan fungsi otak Aurellia sudah berhenti meski sudah diperiksa pakai alat bantu nafas. 


Namun, orang tua Aurel tak akan melapor ke polisi. Ia berharap tidak ada tindakan hukum apa pun terhadap institusi atau oknum pelatih paskibra. Mereka juga tidak ingin anaknya diautopsi. Pihaknya sudah merasa ikhlas meski berat.


"Jadi harapan kami, ke depan, sampai detik ini saya dan istri beserta keluarga, kami tidak berharap melakukan tindakan langkah hukum kepada institusi maupun oknum yang ada di tim pelatih Paskibraka ini," kata ayah Aurel, Faried Abdurrahman. (**/AM)


Sumber : detik.com



Share on Social Media