International, News, Politik

Krisis Politik Guncang Hongkong, 230 Ribu Orang Ikut Unjuk Rasa

| Senin 08 Jul 2019 13:25 WIB | 3247



Unjuk Rasa Di Hongkong (Istimewa)


MATAKEPRI.COM, Hong Kong - Kepolisian Hong Kong menangkap enam orang dalam unjuk rasa terbaru di area wisata ternama, Kowloon, pada Minggu (7/7) waktu setempat. Puluhan ribu demonstran turun ke jalanan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan wisatawan asal China daratan soal krisis politik yang mengguncang Hong Kong. 

Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Senin (8/7/2019), penyelenggara unjuk rasa menyebut ada 230 ribu orang yang ikut serta dalam aksi di jalanan Kowloon pada Minggu (7/7) waktu setempat, seberang distrik bisnis Hong Kong. Sedangkan polisi menyebut jumlahnya hanya mencapai 56 ribu demonstran.

Unjuk rasa di Kowloon ini menjadi gelombang terbaru dalam rangkaian unjuk rasa memprotes rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang mengizinkan orang-orang yang terjerat kasus pidana untuk diekstradisi ke dataran utama China untuk disidang. 

Dilaporkan CNN, unjuk rasa terbaru yang digelar pada Minggu (7/7) waktu setempat ini, menjadi yang pertama digelar di area Kowloon, yang lebih dekat dengan pelabuhan dan menjauhi distrik finansial yang menjadi pusat aksi protes beberapa pekan terakhir. 

Pemilihan lokasi ini, menurut CNN, didasari atas upaya para demonstran untuk menarik perhatian para wisatawan dari dataran utama China yang diketahui sering berwisata belanja di Kowloon.

Diketahui bahwa badan sensor China berupaya keras menghapus atau memblokir berita-berita soal unjuk rasa di Hong Kong dalam beberapa dekade terakhir. Penyensoran dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa hal itu akan menginspirasi unjuk rasa di dataran utama China. 

Unjuk rasa terbaru di Kowloon, Hong Kong bertujuan meningkatkan kesadaran warga China soal situasi politik di Hong KongUnjuk rasa terbaru di Kowloon bertujuan meningkatkan kesadaran warga China soal situasi politik di Hong Kong Foto: Vivek PRAKASH/AFP

Dalam aksi pada Minggu (7/7) waktu setempat, para demonstran berkumpul di sekitar stasiun West Kowloon yang menghubungkan Hong Kong dengan China daratan. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang sebagian menggunakan bahasa Mandarin, agar wisatawan asal China daratan bisa memahami seruan mereka. 

Kepolisian Hong Kong menyebut unjuk rasa 'pada umumnya berjalan damai dan tertib'. Namun bentrokan pecah saat polisi berupaya membubarkan para aktivis yang memblokir jalanan setempat. 

Disebutkan Kepolisian Hong Kong bahwa sedikitnya enam orang ditangkap. CNN menyebut, lima orang di antaranya ditangkap karena menyerang seorang polisi, setelah aksi pemblokiran dilakukan pada Minggu (7/7) malam waktu setempat. 

Satu orang lainnya ditangkap karena gagal menunjukkan bukti identitas saat diperiksa polisi di tengah unjuk rasa. 

Pemimpin Hong Kong yang pro-Beijing, Carrie Lam, sebelumnya menangguhkan pembahasan RUU ekstradisi setelah unjuk rasa berakhir rusuh. Lam mengabaikan seruan untuk mencabut sepenuhnya RUU tersebut. Hal ini lantas memicu seruan mundur untuk Lam yang digaungkan para demonstran dalam aksi-aksi terbarunya. 

Diketahui bahwa Hong Kong menganut formula 'satu negara, dua sistem' sejak dikembalikan dari Inggris ke China tahun 1997 lalu. Formula ini membuat kebebasan yang tidak diizinkan di China daratan, seperti hak berunjuk rasa dan diadili secara independen, bisa dinikmati warga Hong Kong. 

(***/detiknews)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait