Nasional , News, Pendidikan

Siswa SD Bakar Seluruh Piagam Nya, Karena Tidak Di Terima Di Sekolah Impian

| Kamis 27 Jun 2019 16:00 WIB | 2420



Ilustrasi anak membakar piagam nya (istimewa)


 

MATAKEPRI.COM, Pekalongan - Rasa kecewa yang di alami oleh Y (12) siswa yang sangat berprestasi di salah satu Sekola Dasar Negeri (SDN) di Pekalongan akbiat tidak di terima di sekolah Favoritnya memutuskan untuk membakar seluruh piagam yang dimilikinya pada Minggu (23/6) lalu. 


Peristiwa tersebut juga sempat viral di media sosial. Y putra pasangan dari Sugeng Witoto (50) dan Sukoharti (45).


Sugeng Witoto membenarkan hal tersebut, aksi nekat sang anak di dasari rasa kecewa akibat tidak diterima di sekolah favoritnya. Y merasa piagam-piagam tersebut tidak berlaku lagi dengan kondisi saat ini.


Baca juga: Penyelesaian masalah PPDB di Sagulung, walikota Batam akan turun tangan


Piagam-piagam tersebut merupakan piagam kejuaraan seni dan agama yang diikuti dan beberapa menyabet juara satu tingkat Kabupaten Pekalongan.


Dia menjelaskan, ada sekitar 15 piagam penghargaan yang dibakar. Berbagai kejuaraan yang diikuti dan berhasil menyabet juara satu, di antaranya menulis halus, cerita islami, tilawah, azan, nyanyi solo, nyanyi grup, dan dokter kecil.


" Anak saya juga selalu masuk dan memiliki ranking di kelasnya. Mungkin berpikiran piagam-piagam tidak membantu dirinya masuk ke SMP Negeri 1 Kajen (sekolah yang diinginkan), jadi akhirnya dibakar " jelas Sugeng pada Rabu (26/6).


Menurut Sugeng, anaknya mendaftar ke SMPN 1 Kajen dengan menggunakan sistem zonasi karena wilayah rumahnya berjarak 2000 meter dari sekolahan yang didaftar.


Minimnya sosialisasi Dinas Pendidikan terkait PPDB yang melalui tiga jalur, yakni jalur zonasi, jalur berprestasi, dan jalur perpindahan orangtua, membuat anaknya terjebak dalam zonasi.


"Hari pertama pendaftaran saya mengantarkan anaknya melakukan pendaftaran online tetapi melalui jalur zonasi.


Baca juga: Pengumuman PPDB SMP di batu aji dan Sagulung


Namun, oleh guru dan kepala sekolah dasar disarankan masuk jalur prestasi. Di hari kedua, mendaftar ke jalur prestasi tetapi tidak bisa mengingat sudah mendaftar di jalur zonasi.


"Saya, sebagai orangtua kecewa. Kami sudah mendaftar ke jalur prestasi kata pihak sekolah (SMP) tidak bisa, harusnya daftar di sekolah di luar zonasi," katanya.


Dirinya mengungkapkan kendati kecewa dengan sistem yang ada, ia tetap melanjutkan anaknya masuk sekolah swasta agar tidak kecewa berkelanjutan.


"Anak saya sudah didaftarkan ke SMP Muhammadiyah 1 Kajen dan seharusnya dengan sistem seperti ini pihak pemerintah menyediakan banyak sekolah negeri dulu," katanya. (**/AM)


Sumber : kompas.com



Share on Social Media