Batam, News, Ekonomi

Bulan Mei 2019, IHK Kepri Mengalami Inflasi

Juliadi | Senin 10 Jun 2019 21:35 WIB | 2675



Gedung Bank Indonesia Kepri (Foto : adi)


MATAKEPRI.COM, Batam - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) pada Mei 2019 mengalami inflasi. Kepri tercatat mengalami inflasi Mei 2019 sebesar 1,01% (mtm), meningkat dibandingkan April 2019 dengan inflasi sebesar 0,18% (mtm). 

Hal tersebut, disampaikan oleh Kepala Bank Indonesia (BI) Kepri, Fadjar Majardi, dalam siaran pers. 

Dikatakan Fadjar, IHK Kepri juga lebih tinggi dibandingkan IHK nasional pada Mei 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,68% (mtm). Secara tahunan, IHK Kepri Mei 2019 mengalami inflasi sebesar 4,08% (yoy), lebih tinggi dibandingkan April 2019 dengan inflasi sebesar 3,20% (yoy) maupun IHK Nasional pada Mei 2019 yang mengalami inflasi sebesar 3,32% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri hingga Mei 2019 telah mencapai 1,51% (ytd). 

Menurut Fadjar, Inflasi Kepri pada Mei 2019 terutama bersumber dari kenaikan harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi. Kelompok bahan makanan tercatat mengalami inflasi sebesar 3,22% (mtm) dengan andil 0,71% (mtm), sementara inflasi kelompok transportasi sebesar 1,00% (mtm) dengan andil 0,21% (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok bahan makanan adalah kacang panjang, bayam dan cabai merah.  Kacang panjang mengalami inflasi sebesar 34,04% (mtm) dengan andil 0,33% (mtm) sedangkan cabai merah  mengalami inflasi sebesar 15,70% (mtm) dengan andil 0,30% (mtm).

Lanjut Fadjar, Kenaikan harga kacang panjang dan bayam diperkirakan penurunan pasokan karena pengaruh curah hujan tinggi, sedangkan kenaikan harga cabai merah dipengaruhi tingginya biaya kargo serta kenaikan harga di sentra penghasil seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kenaikan rata-rata harga cabai merah 23,07% (mtm) pada Mei 2019 dan. Kenaikan harga cabai merah juga terjadi di Sumatera Utara dengan kenaikan sebesar 27,55% (mtm). Dari kelompok transportasi, inflasi disumbang tarif angkutan udara yang mengalami inflasi 4,10% (mtm) dengan andil 0,13%. 

Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi. Batam tercatat mengalami inflasi sebesar 1,03% (mtm) atau 4,23% (yoy), lebih tinggi dibandingkan April 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,18 (mtm) atau 3,28% (yoy). Tanjungpinang mencatatkan inflasi sebesar 0,89% (mtm) atau 3,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm) atau 2,73% (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi di Batam adalah tarif angkutan udara,  kacang panjang, bayam dan cabe merah sementara Tanjungpinang didorong komoditas cabai merah dan bayam. 

Mencermati perkembangan inflasi terkini, IHK Kepri pada Juni 2019 diperkirakan mengalami inflasi yang lebih rendah dan berada pada sasaran nasional 3,5± 1% (yoy). Beberapa faktor yang menekan inflasi antara lain, Normalisasi permintaan dan daya beli rumah tangga diperkirakan akan menurunkan harga bahan makanan, Normalisasi tarif angkutan udara. 

Fadjar menambahkan bahwa terdapat beberapa potensi yang mendorong peningkatan inflasi seperti biaya kargo yang cukup tinggi akan mendorong harga bahan pangan terutama yang didatangkan dari luar Kepri serta perubahan cuaca yang dapat mengganggu hasil panen. 

Pengendalian inflasi tahun 2019 tetap difokuskan dengan kebijakan 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, Komunikasi yang efektif) melalui langkah-langkah antara lain, pertama, menjaga kelancaran arus bongkar muat dan distribusi angkutan barang komoditas strategis yang berpotensi menyumbang inflasi pada saat perubahan cuaca, kedua, berkoordinasi dan melaksanakan monitoring pasokan serta harga di tingkat distributor untuk mengantisipasi penimbunan serta memastikan harga pangan kembali stabil pasca lebaran. 

Selanjutnya yang ketiga, mengutamakan bongkar muat bahan makanan yang tidak tahan lama, keempat, berkoordinasi dengan maskapai terkait dengan biaya kargo dan yang terakhir, tetap berkomitmen untuk mendorong secara aktif pemantauan Satgas Pangan yang sudah berjalan baik untuk mengendalikan inflasi bahan makanan pasca lebaran 2019. (Rilis) 



Share on Social Media