Nasional , News, Hukum & Kriminal

Cabuli Mahasiswa, Dosen Universitas Jember Dapat Sanksi Skorsing

| Jumat 26 Apr 2019 14:57 WIB | 1623



Universitas Jember (Istimewa)


MATAKEPRI.COM, Jember - Dosen jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej) mendapatkan sanksi skorsing. Dosen tersebut diduga melakukan pelecehan seksual terhadap salah seorang mahasiswinya. Sanksi diberikan setelah pihak FIB melakukan penelusuran terhadap laporan dugaan pelecehan tersebut.

"Pembebasan tugas sebagai dosen kita berikan sejak 27 Agustus 2018 lalu. Ini merupakan bentuk sanksi yang kita berikan terhadap pelaku," kata ketua Program Studi Sastra Inggris FIB Unej Dra. Supiastutik, M.Pd, Jumat (26/4/2019)

Supiastutik enggan menyebutkan identitas mahasiswi yang diduga menjadi korban pelecehan tersebut. Demikian juga mengenai identitas sang dosen. Namun dari penelusuran wartawan, diketahui bahwa dosen tersebut berinisial HSN. Supiastutik pun tidak membantah identitas dosen yang disebutkan wartawan. 

Image result for Universitas Jember Skorsing Dosen yang Diduga Cabuli Mahasiswi

"Iya memang dia," ujarnya singkat.

Mengenai si mahasiswi, menurut Supiastutik saat ini sudah lulus. Namun ketika laporan masuk kepadanya, mahasiswi tersebut masih menjalani tugas skripsi.

"Sekitar Bulan Mei 2018 ada laporan masuk ke kami yang menyatakan korban tersebut masih skripsi, sekarang ia sudah lulus," kata Supiastutik.

Ditanya mengenai kronologis dugaan pelecehan, Supiastutik lagi - lagi enggan memberi keterangan. Dia berdalih ada banyak hal yang harus menjadi pertimbangan. Apalagi hal itu sudah menyangkut hasil Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) internal.

"Maaf, karena sudah masuk ke materi BAP, saya tidak bisa memberi keterangan. Saya hanya bisa menyampaikan bahwa laporan sudah kita tindaklanjuti. Untuk internal, kita sudah memberikan sanksi skorsing. Untuk status yang bersangkutan sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), kita masih menunggu keputusan Menristekdikti," terang Supiastutik.

Dia menegaskan, sanksi skorsing diberikan setelah pihaknya meminta keterangan sejumlah orang. Selain kepada korban dan pelaku, sejumlah orang yang bisa dijadikan saksi juga sudah dipanggil dan diklarifikasi.

"Inilah yang membuat prosesnya terkesan lamban. Karena kita harus sangat hati - hati. Dampaknya ke banyak pihak. Selain ke korban dan pelaku, juga ke keluarga mereka. Selain itu institusi kami juga terkena dampaknya. Jadi memang harus sangat hati - hati," kata Supiastutik.

Yang jelas, lanjut perempuan ini, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, indikasi pelecehan seksual itu memang ada. Sejumlah bukti memang mengarah ke sana.

"Selain kita lakukan wawancara langsung, kita kan juga ada bukti lain, misal percakapan via WA. Jadi memang ada indikasi," terangnya.

Ditanya berapa lama pelecehan berlangsung, Supiastutik kembali enggan menjelaskan. Demikian juga ketika ditanya apakah ada korban lain, perempuan berhijab ini hanya tersenyum.

"Yang jelas sanksi skorsing kita berikan agar tidak ada korban lain. Ini merupakan tindakan pencegahan kita," pungkasnya.

Sementara salah seorang mahasiswi FIB Unej yang berhasil ditemui detikcom mengaku sudah mendengar kasus dugaan pelecehan seksual dosen ke mahasiswi tersebut. Menurut dia pelecehan itu berkaitan dengan nilai yang akan diberikan ke korban.

"Katanya sih kompensasinya ke nilai. Tapi saya tidak tahu apakah betul atau enggak," kata mahasiswi yang enggan menyebutkan namanya ini.

Ditanya mengenai bentuk pelecehan yang dilakukan sang dosen, mahasiswi ini mengaku tidak tahu. "Bentuk pelecehannya saya tidak tahu, kan saya tidak melihat langsung," dalihnya sambil beranjak pergi.

Sementara itu, Rektor Unej Moh. Hasan belum berhasil dikonfirmasi. Ketika didatangi di gedung rektorat Unej, salah seorang staf Humas mengatakan Rektor sedang rapat.

(**)

Sumber : detiknews



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait