International, News

Beredar Kabar Temuan Proyek Infrastruktur Mangkrak Ini Penjelasan BPK

| Selasa 23 Oct 2018 06:16 WIB | 325



ISTIMEWA


MATAKEPRI.COM - Beredar Kabar Temuan Proyek Infrastruktur Mangkrak, Ini Penjelasan BPK Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK) memberikan penjelasan mengenai kabar temuan pelanggaran pada proyek infrastruktur. Kabar tersebut beredar luas beberapa waktu lalu.

BPK menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merealisasikan belanja infrastruktur selama tahun 2015, 2016 dan 2017 seluruhnya sebesar Rp 289,93 triliun.

BPK menyatakan, tidak ditemukan adanya infrastruktur yang mangkrak. “Kami sudah melakukan pemeriksaan semua program infrastruktur PUPR tahun 2015, 2016 dan 2017. Dari pemeriksaan itu tidak ada yang mangkrak,

jelas Anggota BPK Rizal Djalil dalam konferensi pers di Kantor BPK, Senin (22/10/2018). Adapun untuk proyek tahun 2018, Rizal mengaku belum dilakukan pemeriksaan karena sedang dikerjakan. Oleh karenanya, pemeriksaan baru akan dilakukan pada tahun 2019. "Sedang dilaksanakan, baru akan diperiksa tahun 2019," ujar Rizal.

Tanda Gaya Hidup Anda Tak Sesuai dengan Pendapatan Setelah 2 minggu gajian, Anda baru sadar bahwa gaji tak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan 2 minggu berikutnya. Kalau terjadi hal seperti itu, gawat jadinya. Seharusnya Anda sudah mulai mengalokasikan gaji menurut tujuannya setelah gaji diterima.

Finansial yang tidak stabil disebabkan oleh gaya hidup yang berlebihan. Gaya hidup biasanya terjadi begitu saja tanpa disadari. Tetapi jika memang gaya hidup ini penyebab mala petaka, maka harus segera disadari. Susun tata cara mengelola keuangan baru yang baik dan tetapkan tujuan keuangan jangka panjang demi kesuksesan finansial di masa tua. Jika keuangan tidak stabil karena salah satu dari beberapa tanda di bawah ini, tinggalkan segera kebiasaan buruk tersebut

Tahun Jokowi-JK: Era Baru Ekonomi Indonesia? Empat tahun sudah pemerintahan Joko Widodo ( Jokowi) dan Jusuf Kalla memimpin Indonesia. Apa yang sudah dicapai keduanya di bidang ekonomi? Staf khusus Presiden di bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan,

setidaknya secara umum ada lima hal yang bisa diperhatikan dalam pencapaian Jokowi-JK di empat tahun ini. Pertama, pencapaian makro ekonomi nasional. Kedua, keadilan ekonomi dan sosial. Ketiga, kemandirian ekonomi. Keempat, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Kelima, pengelola pembangunan, terutama dari sisi fiskalnya.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Redup di 2019, Ini Sebabnya  Outlook pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2019 untuk pertama kalinya diprediksi meredup. Hal ini berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap sejumlah ekonom. Dikutip pada Senin (22/10/2018),

para ekonom memandang perang dagang antara AS dan China serta kondisi keuangan global yang mengetat menjadi penyebab utama proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2019 tidak cemerlang. Pada awal tahun 2018, para responden jajak pendapat mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi global yang cukup kuat. Namun, pada jajak pendapat yang dilakukan bulan ini terhadap lebih 500 orang ekonom menunjukkan adanya penurunan outlook pada 18 dari 44 negara yang dipoling. Hanya 3 negara yang proyeksi pertumbuhan ekonominya dinaikkan. Adapun 23 negara lainnya tidak diubah

Pakar Manajemen: 2019 Jadi Tahun "Pertumpahan Darah" bagi Industri Perbankan Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan, tahun 2019 akan menjadi pertumpahan darah bagi bank soal inovasi digital banking. Hal ini karena akan ada beberapa bank yang pertumbuhannya naik cukup signifikan. Di sisi lain ada bank-bank yang justru mengalami pelambatan.

Untuk tahun depan itu akan menjadi 'pertumpahan darah' bagi bank, karena akan ada bank yang menjadi tumbuhnya sangat signifikan dan ada bank yg mengalami pelambatan, dan percaya omongan saya sebagian dari mereka akan menyalahkan (kondisi) ekonomi,

jelas Rhenald di Jakarta, Senin (22/10/2018). Dia juga menyampaikan, digital banking ini bisa tricky. Rhenald menyampaikan kemungkinan sekitar 50 persen bank di Indonesia bisa bertahan karena melakukan revolusi layanannya. “Ada bank konvensional di mana 50 persennya bisa berevolusi, dan 50 persennya akan mati. 50 persen yang berevolusi ini namanya tekfin,” ujar Rhenald.( *** )

Sumber : Kompas




Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait