News, Ekonomi

Tingkatkan Daya Saing, Kementen Ekspor 3 Ton Baby Buncis Ke Singapura

| Sabtu 02 Jun 2018 13:17 WIB | 2796



Ekspor baby buncis (istimewa)


MATAKEPRI.COM - Dalam rangka meningkatkan daya saing produk hortikultura sayuran, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan mendampingi petani untuk melakukan ekspor. Hasil pendampingan ini dibuktikan dengan berton-ton baby buncis super yang diekspor ke Singapura. 

"Di Hari Lahir Pancasila ini, kita ekspor baby buncis super ke Singapura. Buncis ini diproduksi Gapoktan Wangi Panggupay yang bermitra dengan eksportir", ujar Dirjen Hortikultura, Suwandi,dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/6/2018). 

Dia mengatakan baby buncis ini dihasilkan di Bandung Barat. Sejak 1995, Kementan telah membina Gapoktan Wangi Panggupay yang memproduksi sayuran berkualitas, termasuk 3 ton baby buncis yang diekspor ke Singapura di hari tersebut. Para petani juga rutin ekspor 600-900 ton baby buncis super dalam setahun. 

"Secara nasional 2017 kita sudah ekspor 633 ton buncis dan 2018 kita dorong supaya meningkat lagi," ucapnya.

Menurut Suwandi, ekspor ini membuktikan komoditas sayuran Indonesia mampu bersaing di luar negeri. "Tahun 2017 kita sudah ekspor 93.335 ton sayuran senilai Rp 1,6 triliun," jelas dia.

Suwandi menyebut ekspor sayuran ini dilakukan petani bermitra dengan eksportir. Pola kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak, tentu menyejahterakan petani. 

"Kita mengharapkan 2018 ekspor sayuran naik jauh lebih tinggi lagi," harap Suwandi.

Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Uung Gumilar menjelaskan bahwa luas panen buncis di Jawa Barat adalah yang terbesar di Indonesia yaitu sebesar 20 persen dari luas panen nasional.

Khusus untuk Kabupaten Bandung Barat, luas panen buncis pada tahun 2016 mencapai 288 hektare dan meningkat 17% pada tahun 2017 menjadi 336 hektare dengan produksi sebesar 5 ribu ton. 

"Sebagian diekspor dan sisanya dipasarkan dalam negeri," kata Uung.

Ulus Firmawan dari Gapoktan Wargi Panggupay mengatakan ekspor tersebut dilakukan bersama beberapa pihak. 

"Untuk ekspor kami menggandeng eksportir yaitu PT. Alamanda Sejati Utama, Fortuna Agro Mandiri serta supplier supermarket lainnya. Kami sudah kerja sama dengan PT. Alamanda Sejati Utama untuk ekspor baby buncis ke Singapura dengan volume pengiriman 1 hingga 1,5 ton per hari. Demikian juga, sudah bekerja sama ekspor dengan PT. Multi Fresh," jelas Ulus.

Sebagai petani, Ulus sangat senang dengan tingginya permintaan baby buncis karena sangat menguntungkan bagi para petani. 

Untuk harga buncis super kisaran Rp 5-8 ribu dengan biaya produksi Rp 3 ribu per kg. Sedangkan untuk baby buncis Rp 15-18 ribu dengan biaya Rp 7 ribu per kg dengan komponen besar upah kerja. Dari 1 kg benih, bisa menghasilkan 500-700 kg buncis super atau jika dipanen baby buncis bisa mencapai 700 kg sampai 1 ton.

"Kami menikmati untung karena harga bagus di atas biaya produksi," akui Ulus.

Ulus mengungkapkan dirinya mulai belajar bertani sejak umur 12 tahun, berpesan kiat-kiat khusus untuk sukses. Untuk petani sayur di Indonesia, terus fokuslah di usaha tani agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan kontinu, sehingga mudah memasarkan atau membuka peluang pasar baru. 

"Hal yang terpenting yakni jangan lupa menerapkan budidaya ramah lingkungan demi masa depan dunia pertanian. Mengelola lahan 500 meter tanam baby buncis pun menghasilkan Rp 5 juta per bulan," katanya.(**)

Sumber : detik



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait