Batam

Emansipasi Zaman Now Menurut Guruh Privat Papan Atas" Bunda Kasih"

Juliadi | Sabtu 21 Apr 2018 09:40 WIB | 2695




MATAKEPRI.COM, Batam - Habis gelap terbitlah terang dan Emansipasi Wanita. Dua kata ini sungguh mengingatkan kita semua, pada sosok Pahlawan Nasional, sekaligus pahlawan bagi para wanita Indonesia, yakni Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, yang selanjutnya di tulis R.A.Katini. 

Perempuan berdarah Jawa kelahiran Jepara, pada 21 April 1879 itu merupakan perempuan pejuang bagi kaumnya, agar bisa setara dengan laki - laki, terutama dalam hal pendidikan. Sungguh mulia perjuangannya. 

Dan seperti apakah emansipasi zaman now, menurut perempuan energik dan ceria, yang nampaknya sudah tidak asing lagi di Kota Batam, bahkan juga di Provinsi Kepri, yang di kenal dengan sebutan Bunda Kasih ini. 

Guru privat Bahasa Inggris papan atas yang lihai bermain guitar dan bernyanyi ini, mengatakan bahwa dirinya sungguh menghormati dan menghargai emansipasi di zaman now ini, serta hati - hati dalam memaknainya.

"Kalau menurut saya, emansipasi zaman now itu adalah emansipasi yang tidak menodai nilai - nilai luhur dari perjuangan Ibu kita Kartini itu sendiri. " Tegas Perempuan Guru Bimbel Excellent educatoin Centre - Batam ini. 

" Boleh saja kita ber emansipasi, tapi tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai perempuan. Dimana kalau menurut pepatah ajaran Ibu saya, bahwa perempuan itu di kasur, di sumur dan di dapur." Lanjutnya senyum. 

Di katakan Bunda kasih selanjutnya, bahwasanya, setinggi apapun kedudukan si perempuan, dan sebesar apapun gajinya atau pendapatannya, dia tetap tidak boleh lupa untuk menghormati dan menghargai suami.

Selain itu, perempuan - perempuan yang paham emansipasi itu adalah perempuan - perempuan yang ramah. Tidak sombong pada lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat.

Dan yang lebih penting lagi bahwa emansipasi zaman now menurut perempuan ber anak dua, yakni Dimas dan Tiaradevi ini, adalah emansipasi tanpa mengesampingkan pengabdiannya sebagai seorang perempuan. 

" Emansipasi boleh - boleh saja. Tapi jangan lupa pada lima pengabdian ini. Pengabdian kepada siapa ?  Yang pertama pada Tuhan YME. Lalu Orang tua, Suami, Anak, masyarakat. " Jelasnya, Sabtu (21/4/2018).

" Jangan karena emansipasi, justru mentang - mentang. Semuanya di lawan. Orang tua atau suami. Bahkan Tuhan pun di lawannya. Tidak mau berdoa sama sekali. Wah emansipasi yang kebablasan itu. " Tambahnya. 

" Lhaaah, kalau emansipasinya saja sudah kebablasan, Lhooo terus mau bagaimana lagi coba hidupnya. Pasti lah akan tidak karu - karuan. Bahaya thooooo. " Tegas Alumni IKIP Muhamadiyah - Yoyakarta serius. (Juliadi) 



Share on Social Media