Batam, News, Pendidikan

Hampir Kena Liur K9, Bea dan Cukai Batam Merespon Kasus Yang Menimpa Hamzah

| Rabu 14 Mar 2018 12:16 WIB | 1764



(istimewa)


MATAKEPRI.COM, Batam - Bea dan Cukai Batam menanggapi soal kasus yang tidak mengenakan yang dialami oleh Anggota DPRD Batam Teuku Hamzah Husen dan istrinya saat tiba di Pelabuhan Internasional Batam Center dari Singapura pada Selasa (13/3) sore.

Melalui Kabid BKLI Bea Cukai Batam Raden Evy, instansi keamanan dan pencegahan masuknya barang-barang ilegal ini mengaku akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan tim yang ada di Bea dan Cukai Batam.

“Iya mas, kami sudah teruskan ke bidang P2 untuk ditindaklanjuti dan kami berterima kasih atas informasi yang telah kami terima,” kata Raden Evy menjawab pesan singkat WhatsApp yang sebelumnya dikirimkan, Rabu (14/3) pagi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Suasana tidak mengenakan dialami oleh Anggota DPRD Batam Teuku Hamzah Husen dan istrinya, saat tiba di Pelabuhan Internasional Batam Center pada Selasa (13/3) sore.

Bukan karena hilangnya bagasi, akan tetapi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dilakukan oleh petugas keamanan dari Bea dan Cukai di pelabuhan tersebut dalam melakukan pemeriksaan.

Mengingat, SOP yang dilakukan oleh petugas tersebut terbilang arogan dan tidak menunjukkan Batam sebagai Kota yang ramah kepada wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung.

“Bagaimana saya tidak marah, SOP yang dilakukan oleh Bea dan Cukai di Pelabuhan Internasional Batam Center sangat tidak profesional. Dan menunjukkan arogansinya saat ditegur oleh penumpang yang baru saja turun dari kapal sekitar pukul 17.00 WIB,” terang Hamzah.

Ceritanya, begitu sampai di pelabuhan seluruh penumpang yang mayoritas wisatawan mancanegara, domestik hinggga pebisnis dari Singapore baru saja tiba. Begitu sampai, semua penumpang diminta berbaris panjang di selasar pelabuhan.

Selanjutnya, semua barang bawaan penumpang diperiksa oleh petugas dan pasungan K9. Setiap barang yang dibawa tak luput dari aksi ‘pengendusan’.

Ironisnya, tidak hanya mengendus barang bawaan penumpang saja. Akan tetapi petugas Bea dan Cukai mengarahkan pasukan K9 untuk mengendus penumpang dengan jarak yang sangat dekat

Kondisi inilah yang dipandang sejumlah penumpang sangat keterlaluan.

Mengingat hal tersebut, menimbulkan rasa takut para penumpang dan khawatir sampai terkena liur maupun dijilat oleh binatang tersebut.




“Sebagai muslim, terkena jilatan atau air liur binatang ‘guk-guk’ itu kan najis. Terlebih lagi jarak pengendussan yang sangat dekat sekali. kurang dari sejengkal. Bahkan istri saya dan beberapa penumpang yang muslim sampai khawatir dibuatnya,” jelas Hamzah dengan nada tinggi.

Ia juga mengatakan, protes yang diajukannya ke petugas Bea dan Cukai ini bukan bentuk menentang proses pencegahan masuknya narkoba di Batam oleh petugas keamanan. Akan tetapi SOP yang diterapkan itulah yang harus diubah, sehingga tidak sampai membuat resah wisatawan.

Ia pun setuju dan mendukung program mencegahan narkoba, akan tetapi prosesnya tidak seperti itu.

“Jika barang bawaan diendus ngak masalah bagi saya. Akan tetapi manusia yang juga diendus dengan jarak yang sangat dekat oleh binatang itu yang membuat saya khawatir. Najis!!. Kan ada pemeriksaan badan oleh manusia ke manusia. Ataupun alat X-ray badan seperti yang ada di Singapura. Tidak dengan begitu. Profesional lah, Kalian akan membuat dunia pariwisata terpuruk jika demikian,” jelasnya.

"Saya berharap ada perhatian serius dari Instansi terkait untuk mengubah pola kerja mereka agar lebih ramah pada wisatawan," tutupnya. (**)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait