News, Ekonomi, Pendidikan

Kisah Bocah yang Tergeletak Lemah di Lantai Minimarket, Sudah Sehat Di Panti

| Kamis 01 Mar 2018 13:36 WIB | 1753




MATAKEPRI.COM - Masih ingat kisah viral bocah lemas tergeletak di lantai minimarket wilayah Jakarta Pusat yang dibawa bapaknya mengamen? Kondisinya kini sudah jauh lebih baik dalam perawatan Dinas Sosial DKI Jakarta.

Dinsos Siap Rawat Bocah Lemas yang Diajak Bapaknya Ngamen

"Sekarang bayinya sudah dalam kondisi lebih baik. Berat badannya sudah bertambah dan mulai bagus tumbuh kembangnya," kata Tsabitatul Izza, pekerja sosial di Panti Sosial Perlindungan Bhakti Kasih, Kemayoran, Jakarta Pusat, dalam keterangannya yang diterima detikcom, Kamis (1/3/2018). 

Tsabita menjelaskan, ketika ditemukan petugas, bocah berinisial MU (11 bulan) itu dalam kondisi lemas dan kekurangan berat badan. Saat dibawa ke panti, MU sempat tidak mau menerima asupan makanan yang diberi petugas.

Petugas di panti kemudian segera melakukan pelayanan kesehatan untuk bayi itu di Puskesmas Kemayoran. Dokter pun memberi asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi tersebut, termasuk susu.

Berat badan MU, lanjut Tsabita, kini dalam kondisi normal. Hampir naik satu kilogram dalam kurun satu minggu. MU bahkan sudah bisa merespons sapaan petugas dan gembira terhadap orang yang berkomunikasi dengannya.

Tsabita mengatakan pihaknya tidak hanya mengurus MU. Panti juga melakukan assessment terhadap dua kakak MU dan ibunya, Rochmaharyati (35).

"Ada juga ibu dan kedua kakak kandung bayi itu dengan usia sekolah yang nampaknya ikut tereksploitasi oleh orang tuanya," kata Tsabita.

Menurut Tsabita, kakak pertama MU berusia 8 tahun sempat jadi pengamen ondel-ondel. Sedangkan kakak kedua MU yang berusia 6 tahun biasa mengamen di angkutan umum di Tanah Abang.

"Yang mengawasi anaknya mengamen dari kejauhan itu ibunya. Ia juga menyewakan ondel-ondel yang disewa sehari dengan tarif Rp 50 ribu untuk anaknya yang pertama," terang Tsabita.

Tsabita menambahkan orang tua MU, Syahrudin (58) dan Rochmaharyati (35), juga telah mendapatkan konseling. Ini agar anak-anaknya ke depan tidak lagi menjadi korban dan bisa mendapatkan hak-hak anak.

"Selama ini mereka memahami anak harus cari uang bantu orang tua tanpa peduli terhadap hak-hak anak yang sudah diatur oleh negara," kata Tsabita.

(***)


Sumber : detik



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait