News, Politik

Terungkap, Ini Pernyataan Alias Wello atas Isu Pengunduran Dirinya

| Selasa 20 Feb 2018 13:20 WIB | 1271




MATAKEPRI.COM - Alias Wello menyatakan sikap bahwa pernyataan dirinya ingin mengundurkan diri dari kepemimpinan Bupati Lingga merupakan sebuah keseriusan. Tahun ini, adalah tahun terakhir Alias Wello memimpin Lingga sebelum semua mandat itu diserah kepada wakilnya, M Nizar, Selasa (20/02).

Pada peringatan ulang tahun ke-2 kepemimpinannya bersama Nizar, dia menegaskan maksud dan komitmen atas isu pengunduran dirinya dari jabatan Bupati sejak dua tahun belakangan.

Memang sejak pelantikan dan menapak pimpinan di Kabupaten yang bergelar Bunda Tanah Melayu ini. Sejak awal, kerap dilontarkan kalimat ingin menyerah tonggak kepemimpinannya kepada Nizar, setelah merasa ada kemajuan daerah yang signifikan ketika memimpin. Kalimat estapet kepemimpinan itu sering didengunkannya dalam forum-forum formal.

Tahun 2018 hingga awal 2019 mendatang merupakan tahun terakhir Alias Wello menjadi Bupati Lingga. Bukan karena dipecat, bukan karena suatu masalah, melainkan dia yakin Lingga telah maju dan layak estapetanya diteruskan M Nizar seorang tokoh muda yang energik.

“Jadi saya tidak main-main dari dulu. Tahun ketiga ini saya benar-benar yakin Lingga sudah berhasil. Jadi apa yang saya sebutkan sejak awal itu memang benar. Estapeta ini akan dilanjutkan kepemimpinan yang baru,” ucap Awe beberapa waktu lalu.

Dihadapan pada pejabat teras Kabupaten Lingga, dia mengucapkan maaf jika ingin selalu bergerak cepat. Dua tahun sudah berjalan, banyak yang sudah digerakkan dalam mewujudkan Lingga Terbilang 2020.

Dengan segala kekurangan itu dia optimis menyempurnakan semuanya ditahun ke-tiga ini. Empat sektor yang menjadi prioritas akan lebih dioptimalkan ditahun ini, sektor pertanian dan perkebunan, sektor pertenakan, sektor pariwisata serta sektor kelautan. Investasi menjadi fokusnya tahun ini, dengan banyak membuka peluang investasi kepada para investor. Untuk itu setiap OPD yang cepat merespon akan terseleksi secara alam. Namun yang tidak akan tercecer.

“Saya ingin berjalan mulus saja. Jadi harap maklum kadang saya begitu kencang, kadang saya keras, memang saya marah. Kemudian rapat tengah-tengah malam buta, jadi saya mohon maaf,” ucap dia.

Program reposisi jabatan dia sampaikan sedang disusun M Nizar dan timnya. Setelah menandatangani SK wakilnya, itulah masa akhir kepemimpinan pria yang akrab disapa Awe ini. Seluruh kewenangan undangan-undangan yang melekat di Bupati, menjadi tanggungjawab M Nizar. (***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait