News, Kesehatan, Pendidikan

Sendirian Merawat Ibunya yang Sakit, Bocah 10 Tahun ini Mendapat Perhatian dari Perawat

| Sabtu 17 Feb 2018 11:21 WIB | 1732



Screenshoot (istimewa)


MATAKEPRI.COM, Magelang - Al Rayyan Dziki Nugraha, bocah kelas 3 SD itu usianya baru 10 tahun. Kini harus seorang diri merawat Ani, ibunya, yang dirawat di rumah sakit karena problem ginjal dan jantung. Dia harus membolos sekolah dan tidak mengurus rumah kontrakannya karena kondisi ibunya yang semakin sulit meninggalkan pembaringan.

Rayyan dan Ani tercatat sebagai warga Desa Blondo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Namun ibu dan anak itu tinggal berpindah-pindah dari kontrakan satu ke kontrakan lainnya. Suami Ani yang juga ayah Rayyan, pergi tanpa kabar semenjak Rayyan masih sangat kecil. Ani mencari nafkah sebagai penjual jajanan anak.

Rayyan masih Kelas 3 di SDN 3 Mertoyudan, Magelang. Namun dalam beberapa hari terakhir dia memilih tak masuk sekolah karena harus merawat ibunya yang RSUD Tidar, Kota Magelang. Setiap hari harus merawat, memandikan, dan memenuhi kebutuhan ibunya yang hanya bisa sedikit bergerak akibat gagal ginjal dan pembengkakan jantung yang diderita. 


"Ibu sudah empat kali masuk rumah sakit karena gagal ginjal dan pembengkakan jantung," ujar Rayyan, saat ditemui di bangsal rawat RSUD Tidar Kota Magelang, Sabtu (17/2/2018).

Ibu Rayyan diketahui masuk ke rumah sakit karena dibantu oleh para tetangga. Namun Rayyan menyadari tidak bisa menggantungkan kepada orang lain untuk merawat ibunya. "Bapak dan ibu guru tidak pernah marah, mereka tahu saya harus merawat ibu," ujar Rayyan.

Selama menjaga ibunya, Rayyan sering ketingalan pelajaran. Untuk itu dia sering membuat janjian dengan para guru dan rela masuk sekolah di saat yang lain libur.

Ani mengaku sudah sejak 4 bulan lalu hanya bisa berbaring karena gagal ginjal dan pembengkakan jantung. Dia juga sudah 4 kali dirawat di rumah sakit karena problem tersebut. "Hanya Rayyan yang menemani. Telaten merawat saya, dari membantu mengangkat tubuh, mengganti baju bahkan baju dalam, sampai ke kamar mandi," ujarnya lirih.

"Biaya rumah sakit ditanggung BPJS karena saya ikut BPJS mandiri kelas 3. Saya tidak bisa mengurus Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena tidak memiliki tempat tinggal tetap," lanjutnya.

Rasa iba dan trenyuh rupanya juga menyentuh hati para perawat bangsal kelas 3 di RSUD tersebut. Selain merawat Ani sebagai pasien, para perawat ini dengan suka rela secara personal mengumpulkan dana untuk diberikan kepada Rayyan sebagai bekal atau membeli alat-alat sekolah.

"Sebagai perawat di bangsal kelas 3, sudah sering melihat bagaimana keadaan pasien. Tapi Rayyan berbeda, dia masih kecil menunggu ibunya sendirian. Saya observasi selama satu minggu, bocah ini masih sendirian merawat ibunya," kata Arif, salah satu perawat.(***)


Sumber : detik



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait