News, Ekonomi
| Rabu 07 Feb 2018 10:50 WIB | 1215
MATAKEPRI.COM, Batam – Gara-gara melunasi
tagihan listrik yang menggila, seorang ibu rumah tangga di Batam, Kepulauan
Riau, tak sanggup membayar SPP anaknya yang masih SD dan SMP.
Anny Rotariana Sinaga mengatakan biasanya
bayar Rp 600 ribu sekarang Rp 1 jutaan, saya terkejut membayarnya, listrik saya
10 ampere.
Menurut Anny, kenaikan tarif PLN Batam ini
benar-benar menyengsarakan. Terutama dirinya. Apalagi dia saat berstatus
sebagai single parent dengan tiga anak.
Anny terpaksa banting tulang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
"Saya seorang janda anak tiga, anak
saya sekolah semua, saya jadi pembantu di rumah orang," ujar Anny dengan
getir.
Bright PLN Batam menaikkan tarif listrik 45
persen setelah disepakati beramai-ramai oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
(FKPD) Kepri mulai dari Gubernur Kepri hingga Wali Kota Batam dan DPRD.
“Saya terpaksa bayar listrik, kalau telat
langsung putus," ucapnya. Ia mengatakan, hingga saat ini anaknya yang
belajar di SMK Negeri 4 Batam, tak mampu bayar SPP. Begitu juga dengan anaknya
di SD.
“Sampai anak saya yang si SMKN 04 bulan ini
belum bayar uang komite SPP-nya dan uang pemantapan anak saya yang kelas 6
Bayar listirk memang harus tapi susu anak saya yang 4 tahun kan juga harus,â€
ujarnya.
Anny pun berharap keluhannya itu sampai ke
telinga para petinggi negeri yang telah menyetujui kenaikan tarif listrik
tersebut hingga hampir 50 persen.
Anny berharap pemerintah mengerti dan
mendengarkan jeritannya sebagai janda, agar listrik jangan naik dulu.(***)