News, Politik
| Rabu 31 Jan 2018 16:20 WIB | 1308
MATAKEPRI.COM, Naypyitaw -
Seorang pejabat pemerintahan Myanmar yang bertugas di Rakhine yang dilanda
krisis Rohingya, ditikam hingga tewas di jalanan. Penikaman ini terjadi setelah
polisi Myanmar menembak mati tujuh warga etnis Buddha dalam kerusuhan di
Rakhine awal bulan ini.
Seperti dilansir Reuters,
Rabu (31/1/2018), pejabat Myanmar bernama Bo Bo Min Theik ini, ditemukan telah
tak bernyawa di dalam mobilnya di ruas jalan tol, yang menghubungkan Mrauk U
dengan Sittwe -- ibu kota Rakhine. Insiden itu terjadi pada Selasa (30/1) waktu
setempat.
Belum diketahui pasti
siapa pelaku di balik penikaman ini. Pejabat tersebut diketahui pernah memimpin
salah satu kota di Rakhine yang dilanda kerusuhan maut beberapa waktu lalu.
Disampaikan juru bicara
pemerintah Myanmar, Zaw Htay, kepolisian setempat menangani kematian Bo Bo Min
Theik sebagai kasus kebencian pribadi dan tidak terkait dengan maraknya
kekerasan di wilayah Rakhine.
Diketahui bahwa awal bulan
ini, banyak warga etnis Buddha Rakhine berkumpul di kota Mrauk U untuk
merayakan Kerajaan Arakan Buddha Kuno. Arakan merupakan nama lain untuk
Rakhine. Perayaan itu akhirnya berubah rusuh hingga menelan korban jiwa.
Polisi setempat menembak
tujuh orang hingga tewas dalam kerusuhan itu. Saat penembakan terjadi,
diketahui Bo Bo Min Theik masih menjabat sebagai pemimpin kota Mrauk U. Namun
tiga hari kemudian, dia dimutasi ke kantor pemerintah provinsi di Sittwe. Tidak
diketahui alasan mutasi ini.
Ketegangan di Rakhine
kembali meningkat usai militer Myanmar menggelar operasi militer pada Agustus
2017. Lebih dari 688 ribu warga etnis minoritas muslim Rohingya terpaksa
melarikan diri ke Bangladesh demi menghindari operasi militer yang disebut
sarat kekerasan itu. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuding operasi
militer Myanmar itu mengarah ke praktik pembersihan etnis. Namun pemerintah
Myanmar membantahnya.
Sementara itu, dilaporkan
pada Selasa (30/1) waktu setempat, pemerintah Myanmar memberitahukan kepada
parlemen soal pembentukan lebih dari 30 milisi di wilayah Rakhine, yang
ditinggali Rohingya. Dilaporkan juga bahwa militer Myanmar memasok senjata
untuk tiga milisi di antaranya.
Dalam sesi parlemen, Wakil
Menteri Dalam Negeri Myanmar Mayor Jenderal Aung Soe menyebut milisi-milisi itu
dibentuk di distrik Maungdaw, Rakhine.(***)