News, Politik

Ini Hasil Penghitungan Suara Atas Resolusi yang Mendesak AS Terkait Yerusalem

| Jumat 22 Dec 2017 09:30 WIB | 1222




MATAKEPRI.COM, New York - Majelis Umum PBB sudah melakukan penghitungan suara atas resolusi yang mendesak Amerika Serikat menarik keputusan yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.


Dalam pemungutan suara Kamis (21/12) waktu New York, sebanyak 128 negara mendukung resolusi, sembilan menentang, dan 35 negara memilih untuk abstain.

Sehari sebelumnya, Presiden Donald Trump mengeluarkan ancaman akan memutus bantuan keuangan bagi negara-negara yang menentang keputusannya dalam menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sebelum pemungutan suara dimulai, Menteri Luar Negeri Palestina, Riad al-Malki, mendesak agar negara-negara anggota PBB menolak 'pemerasan dan intimidasi'.

Sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan akan menolak sama sekali hasil yang menurutnya sudah diantisipasi dan menyebut PBB sebagai 'rumah kebohongan'.

Sekilas komposisi suara

-. Sembilan negara yang menolak adalah Amerika Serikat, Israel, Guatemala, Honduras, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Palau, dan Togo

-. Yang abstain antara lain Kanada dan Meksiko

-. Indonesia termasuk dalam 128 negara yang mendukung resolusi, bersama empat negaara anggota tetap Dewan Keamanan: Cina, Prancis, Rusia, dan Inggris.

-. Sebanyak 21 negara tidak hadir untuk memberikan suara

Indonesia, PBB

Indonesia merupakan salah satu negara yang mendukung resolusi PBB tersebut.

"Indonesia tetap konsisten sejak dulu dalam mendukung kepentingan rakyat Palestina," kata Juru bicara Istana Kepresidenan, Johan Budi, di Jakarta kepada BBC Indonesia, sebelum pemungutan suara.

Ketika masih di tingkat Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat sudah memveto rancangan resolusi yang menolak keputusan Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dalam sidang DK PBB awal pekan ini, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan bahwa draf resolusi tersebut merupakan 'penghinaan'.

AS, PBB, Nikki Haley

Awal bulan ini Trump menyatakan Yerusalem adalah ibu kota Israel, walau sejak awal sudah dikecam dunia internasional dan belakangan memicu aksi unjuk rasa di sejumlah tempat.

Hari Rabu (21/12), Presiden Trump mengeluarkan ancaman atas negara-negara yang akan menentang mereka saat penghitungan suara di Majelis Umum PBB ini.

"Mereka mengambil jutaan dolar dan bahkan miliaran dolar dan mereka memberi suara yang menentang kita," katanya kepada para wartawan di Gedung Putih, Rabu (20/12).

"Biarkan mereka bersuara menentang kita. Kita akan menghemat banyak. Kita tidak perduli.

Sementara itu Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, memperingatkan negara anggota PBB bahwa Presiden Trump memintanya untuk melaporkan 'siapa yang menentang kita' pada pemungutan suara di Majelis Umum PBB.

Status Yerusalem merupakan masalah utama dalam konflik Israel-Palestina dengan Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota dari negara masa depan mereka.

Penetapan Trump bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel dianggap berbagai pihak akan semakin menghambat proses perundingan damai, yang dalam beberapa waktu belakangan ini memang sudah terhenti.(***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait