Batam, News, Hukum & Kriminal

Pencurian dengan Modus Pecah Kaca Kembali Terjadi di Batam

| Selasa 19 Dec 2017 11:38 WIB | 1115




MATAKEPRI.COM, Batam - Pencurian dengan modus pecah kaca kembali menelan korban. Kali ini dialami Stevi Inkiriwang, wisatawan dari Manado yang sedang liburan di Batam.


Mobil yang ditumpanginya dibobol oleh maling saat makan siang di restaurant Love Sea Food, Kelurahan Piayu Laut, Kecamatan Seibeduk, Minggu (17/12/2017) sekitar pukul 13.20 WIB.


Sejumlah barang berharga dan dokumen penting yang diletakan dalam mobil yang bernilai sekitar ratusan juta berhasil dibawa kabur kawanan maling tersebut.


Berdasarkan laporan yang masuk ke Polsek Seibeduk, barang-barang yang hilang diantaranya, tas koper merk Samsonite, tas gantung mek Ripcurl, satu unit notebook Asus, smartphone Sonny Experia Aqua5, ponsel Samsung lipat, uang tunai Rp 2 juta, cek tunai dengan nilai puluhan juta, dua unit jam tangan merk Alexander Christy dan Eiger, dua buah jas hitam dan biru serta jacket loreng merk Gucci.


"Banyak yang ada di dalam koper itu termasuk baju dinas dan juga barang-barang belanjaan untuk dibawa pulang. Tak ingat semua barang-barang yang ada dalam koper itu," ujar Stevi saat membuat laporan ke Mapolsek Seibeduk.


Selain barang berharga, akibat kejadian itu, korban juga kehilangan sejumlah dokumen penting lainnya seperti; dua lembar SITU atas nama perusahaan, Dua lembar Tanda Daftar Perusahaan (TDP), buku cek bank BTN, Sim A, Stempel perusahaan, kartu ATM bank Mandiri dan lain sebagainya.


Menurut keterangan korban, aksi pembobolan itu terjadi saat dia dan rekan-rekannya yang akan kembali ke Jakarta sedang menikmati menu makan siang di restaurant Love Sea Food di Piayu Laut, Seibeduk. Karena suasana restaurant tersebut sepi dan berada di tengah pemukiman, korban membiarkan barang-barangnya tersebut di dalam mobil.


"Saat mau pergi dari restoran, kami mendapati kaca mobil sudah pecah. Koper dan barang-barang yang ada di dalam mobil sudah tak ada lagi," ujarnya lagi.


Kapolsek Seibeduk AKP Sutrisno Saragih membenarkan adanya kejadian itu. Namun demikian pihaknya tak menindaklanjuti sebab korban enggan melaporkan kasus pembobolan itu.


"Dia hanya melaporkan kehilangan dokumennya saja. Kronologisnya gimana kami tak tahu karena memang korban tak mau perpanjang kejadian itu. Dia fokus mengurus surat kehilangan dokumen saja," ujar Saragih.(***)




Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait