News, Ekonomi
| Senin 18 Dec 2017 14:25 WIB | 1004
MATAKEPRI.COM - Sebelum mengakhiri tahun ini, gejala
penguatan daya beli masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah semakin
terlihat jelas setelah sepanjang tahun ini mengalami stagnasi bahkan melemah.
Kebijakan moneter yang telah dimulai sejak tahun ini dan
kebijakan pemerintah untuk tahun mendatang akan mampu menopang penguatan daya
beli masyarakat, yang pada akhirnya bakal berdampak positif bagi pertumbuhan
ekonomi.
Menurut PT Bahana Sekuritas ada beberapa faktor pendukung
penguatan daya beli masyarakat untuk tahun depan. Dalam anggaran 2018,
pemerintah akan meningkatkan jumlah rumah tangga yang menerima subsidi dari
yang ditargetkan sekitar 1,4 juta rumah tangga penerimaan subsidi pada akhir
tahun ini, menjadi sekitar 10 juta rumah tangga. Pemerintah mengalokasikan
kenaikan anggaran bantuan sosial sekitar 33 persen secara tahunan.
"Kenaikan subsidi ini akan meningkatkan daya beli
sekitar 8 persen untuk setiap rumah tangga setiap bulan," kata Analis PT
Bahana Sekuritas Michael Setjoadi, seperti dikutip dari keterangan tertulis,
Senin (18/12/2017).
"Selama dua tahun mendatang akan ada Pilkada dan
Pilpres, tentunya uang yang beredar di masyarakat akan meningkat cukup besar
seperti yang telah terjadi di masa lalu, pada akhirnya hal ini akan berdampak
positif bagi sektor konsumer," tambah Michael.
Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan subsidi
untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan menggunakan tiga kartu, dengan
peruntukan berbeda yakni kartu keluarga sejahtera yang untuk menolong keluarga
kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok antara lain pembelian beras, minyak,
gula dan kebutuhan pokok lainnya.
Kartu Indonesia Pintar, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
anak sekolah dan Kartu Indonesia Sehat, untuk membantu pengobatan masyarakat
bawah.
Bila pada awal tahun ini pemerintah cukup gencar memotong
subsidi listrik bagi kelompok bawah dan juga membatasi ketersediaan bahan bakar
minyak (BBM) subsidi, tahun depan, pemerintah berencana menaikkan jumlah
keluarga penerimaan subsidi 900 VA dari 2,4 juta keluarga menjadi 6,5 juta
keluarga.
Sedangkan untuk harga BBM subsidi, hingga saat ini PT Bahana
Sekuritas meyakini pemerintah belum akan menaikkan harga BBM subsidi sepanjang
2018, meski tren kenaikan harga minyak di pasar global meningkat.
Lantaran berdasarkan data hingga semester I 2017, pengguna
premium turun menjadi 36 persen dari total penjualan Pertamina, dibandingkan
periode yang sama tahun lalu pengguna premium mencapai 73 persen. Sedangkan
pengguna pertalite naik menjadi 45 persen dari periode yang sama tahun lalu
sebesar 14 persen.
Pemerintah juga akan melanjutkan pembangunan infrastruktur
yang pada akhirnya akan memberi dampak bagi penyediaan lapangan kerja. Kenaikan
harga komoditas dunia yang semakin stabil akan memberi dampak lanjutan bagi
tingkat konsumsi masyarakat.
"Biasanya ada lag satu tahun dari kenaikan harga
komoditas dunia terhadap tingkat konsumsi masyarakat," papar Michael.
Pada akhir kuartal III tahun ini, sudah mulai terlihat kenaikan tingkat konsumsi masyarakat. Ini bakal berlanjut hingga tahun depan, tambahnya. Tahun depan juga akan ada kenaikan upah minimum regional yang diperkirakan secara rata-rata naik sekitar 8,7 persen.(***)