News, Ekonomi

APBN Tahun Ini Akan Meleset dari yang Sudah Ditetapkan

| Selasa 12 Dec 2017 15:09 WIB | 1939




MATAKEPRI.COM - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memproyeksikan asumsi dasar makro ekonomi Indonesia pada tahun ini akan meleset dari yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF, Adriyanto di Jeep Station Indonesia (JSI), Bogor, Selasa (12/12).

Adriyanto mengatakan, melesetnya asumsi makro tidak melulu menunjukan hal yang buruk, melainkan meleset ada yang ke arah lebih baik.

"Beberapa mungkin sedikit di bawah proyeksi kami, seperti inflasi mungkin sedikit di bawah 4%, tidak setinggi yang kami tetapkan di awal," kata Adriyanto.

Dalam APBNP Tahun Anggaran 2017, asumsi dasar telah ditetapkan untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, inflasi ditetapkan sebesar 4,3%, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,2%, nilai tukar rupiah (kurs) Rp 13.400 per US$, harga minyak (ICP) US$ 45 per barel, lifting minyak 815 ribu barel per hari (bph), lifting gas bumi 1,15 juta bph setara minyak.

Realisasi inflasi dari Januari sampai dengan November telah mencapai 2,87%, untuk di bulan sebelas ini sebesar 0,20%.

"Kalau yang asumsi memang kita taruh tinggi karena memang di awal tahun artinya baik lah. Inflasi di bawah 4% saya kira oke," tambah dia.

Untuk pertumbuhan ekonomi, Adriyanto menyebutkan akan tumbuh di level 5%, dengan ekspektasi sekitar 5,1% sampai 5,2%. Realisasinya sendiri dari kuartal I sampai dengan kuartal III-2017 sebesar 5,03%.

"Melihat kekhawatiran kemarin seperti proteksionis saya kira 5,1%-5,2% sudah achievabledengan kondisi yang sekarang," jelas dia.

Kemudian, untuk harga minyak mentah (ICP), dirinya mengungkapkan akan berada di level US$ 50 per barel atau sedikit di atas dari target asumsi yang ditetapkan.

"Memang sekarang naik terakhir ke US$ 60 ya. Kalau pun naik sifatnya akan temporer, dan kami yakin naiknya enggak akan tinggi-tinggi amat. Kami yakin naiknya enggak sampai US$ 75 per barel, range-nya mungkin pada akhir tahun atau setahun di rata-rata setahun US$ 50 per barel. Jadi enggak jauh beda dengan rata-rata," ujarnya.

Untuk suku bunga SPN 3 bulan diproyeksikan berada di level 5%. Sedangkan untuk nilai tukar rupiah jika dirata-ratakan dalam satu tahun penuh masih di kisaran Rp 13.400/US$ atau masih sesuai target.

"Kalau untuk lifting, mungkin menunjukan kecenderungan menurun, tapi ini teman-teman ESDM yang bisa menjawab, jadi proyeksi makro kita lihat cukup bagus dan tidak terlalu jauh ekspektasi kami di awal tahun," pungkasnya. (***)

Sumber : www.medanbisnisdaily.com



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait