News, Ekonomi, Politik

JK : Politik Global Memanas Terkait Keputusan AS Mengakui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Palestina

| Sabtu 09 Dec 2017 11:13 WIB | 1316




MATAKEPRI.COM, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan situasi

politik global yang memanas usai keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem

sebagai Ibu Kota Palestina, membuat ekonomi dunia akan terganggu.

 

"Ya tentu ada saja. Bukan secara tidak langsung," ucap JK di Jakarta, Jumat 8

Desember 2017.

 

Dia menuturkan, jika dengan pernyataan Donald Trump ini terjadi konflik besar,

maka harga minyak naik, dan membuat perdagangan menurun.

 

"Kalau terjadi konflik besar lagi, pasti terjadi lagi harga minyak naik, atau

perdagangan menurun. Pasti ada efek tidak langsung," tandas JK.

 

Sementara itu, soal pertemuan dengan negara-negara OKI, menurutnya Presiden

akan hadir.

 

"Ya kan Presiden akan hadir," pungkas JK.

 

Memutarbalikkan Fakta

 

JK mengatakan, usai pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang

secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, akan memantik suasana

menjadi panas.

 

Dia menuturkan, bukan hanya di kawasan Timur Tengah, pengakuan sepihak Trump

terhadap Yerusalem juga akan menimbulkan gejolak di Indonesia.

 

"Pasti, bukan hanya di kawasan Timur Tengah yang memanas. Di negara lain, seperti

di negeri kita bisa saja macam-macam lagi demo, Kedutaan AS, atau negara lain

akan terjadi. Dan itu sudah diperingatkan," kata JK di Serpong, Banten, Kamis

(7/12/2017).

 

Dia menuturkan, apa yang dilakukan AS telah memutarbalikkan fakta. Meski

demikian, Indonesia belum ada keinginan untuk memutuskan hubungan diplomatik.

 

"Namanya AS, ya begitu semua memutarbalikkan keadaan. (Memutuskan hubungan

diplomatik) Belum dipikirkan," ungkap JK.

 

Dia menuturkan, apa yang dilakukan Trump adalah realisasi janji kampanyenya saat

pemilihan. Meski demikian, JK memandang apa yang dilakukan AS adalah menyalahi

makna demokrasi sepenuhnya.

 

Dia pun mencontohkan upaya ini pernah terjadi saat AS menyerang Irak. Karena itu,

adalah hal yang tak patut dibiarkan.

 

"AS menyerang Irak tanpa alasan yang jelas, akibatnya Irak hancur lebur, jauh lebih

makmur waktu Saddam. Tanpa ingin mengkritik, artinya bahwa dengan kritikan juga

kepada Saddam cara memerintah, tapi rakyatnya lebih makmur dulu daripada

sekarang, hancur-hancuran. Mana yang lebih baik?" terang JK.

(www.liputan6.com/***)

 



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait