News, Kesehatan

12 Anak di Jawa Timur Tewas Terserang Penyakit Difteri

| Rabu 06 Dec 2017 14:24 WIB | 1451




MATAKEPRI.COM, Surabaya - Kasus penyakit difteri di wilayah Provinsi Jawa Timur mulai masuk status Kejadian Luar Biasa. Tercatat, sejak Januari hingga awal Desember 2017, sebanyak 318 kasus sudah terjadi. Di antara angka tersebut, sebanyak 12 anak harus meninggal dunia. Untuk itu Dinas Kesehatan Provinsi Jatim menyiapkan sejumlah langkah penanganan. 

"Kegiatannya antara lain bulan akselerasi cakupan imunisasi difteri 7 dosis di Jatim melalui imunisasi rutin, sweeping, imunisasi lanjutan dan imunisasi di SD," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Kohar Hari Santoso dalam keterangan yang diterima IDN Times.

Difteri sendiri adalah infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Penyakit ini menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Jika sudah pada tahap lanjut, bakteri yang menyebar bisa merusak jaringan pada hidung dan tenggorokan

Mayoritas menyerang anak-anak. 

shutterstock-74112061-8max-1000x800-6a68e26e7b3ac18980f490cb18f1c539.jpgdovemed.com

Dari 318 total kasus difteri di Jatim tahun ini, hanya 24 yang dinyatakan positif berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Sedangkan 294 sisanya adalah kasus klinis. Namun demikian, angka korban meninggal naik dari tahun lalu yang hanya menimpa 7 jiwa dari total 352 kasus menjadi 12 dari 318 kasus. Menariknya wabah penyakit difteri mayoritas menyerang remaja dan anak-anak usia 15 tahun. 

Sejauh ini telah ada 187 lokasi setingkat desa dan kelurahan yang terserang wabah difteri. Sebanyak 25 kabupaten/kota telah menyatakan status wabah difteri tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Saat ini, Kabupaten Pasuruan dilaporkan memilikk jumlah kasus terbanyak dengan 46 kasus. 

Siapkan langkah pencegahan dan penanggulangan.

diphtheria-d98111c8ae844c6aa2aabbe838db70ed.jpgaarogya.com

Terkait hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif. Antara lain adalah, penyelidikan epidemiologi bila ada kasus difteri baru untuk mengetahui jumlah dan sebaran kasus dan faktor penyebab. Antara lain intensifikasi sosialisasi kewaspadaan difteri, pencarian aktif suspek difteri oleh tenaga kesehatan,  dan prosedur penanganan yang tepat untuk suspek difteri.

Selain itu Kohar juga mengimbau kepada warga masyarakat Jawa Timur untuk proaktif apabila melihat warga yang diperkirakan terjangkit difteri. Cara yang dapat dilakukan adalah dapat melakukan pelaporan kepada tenaga kesehatan dan juga membawa ke puskesmas terdekat.  Menurutnya penanganan yang tepat dan cepat akan mengurangi korban tewas karena penyakit difteri tersebut.(www.idntimes.com/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait