News, Pendidikan
| Kamis 30 Nov 2017 13:36 WIB | 1858
MATAKEPRI.COM - Indonesia adalah negeri yang kaya. Tapi dibalik kekayaannya, ternyata kesenjangan di negara kita terbilang masih memprihatinkan. Sementara banyak yang hidup enak, masih banyak saudara kita yang membutuhkan perhatian lebih. Nah, barangkali hal-hal di bawah ini akan membuatmu senantiasa lebih mensyukuri apa yang kamu punya.
Air adalah sumber kehidupan. Tanpa air, kita gak bakal bisa hidup banyak. Buat yang tempat tinggalnya berlimpah air bersih mungkin tidak merasakannya. Tapi, warga Desa Mauleum di Provinsi Nusa Tenggara Timur, air adalah barang yang mewah.
Penduduk muslim di Kampung Kabir, Nusa Tenggara Timur selama 12 tahun terakhir harus menerima bahwa pembangunan mesjid di sana tak kunjung kelar. Selama ini, mereka terpaksa harus beribadah di masjid tua berumur 50 tahun yang sudah tak layak.
Dengan kondisi tersebut, terkadang para masyarakat suka merasa khawatir ketika beribadah. Terlebih ketika hujan turun, seringkali masyarakat harus kesulitan menerobos lumpur mengingat lokasinya berada di tengah rawa. Saat ini sendiri, sudah ada yang menggalakan dana untuk membantu mempercepat pembangunan mesjid baru yang tertunda 12 tahun itu. Semoga cepat rampung ya!
Mengetahui untuk operasi butuh biaya yang mahal, seorang ayah asal Tiongkok ini rela menggalang dana dengan mengenalan kostum Pikachu dan keliling kota Chengdu, Tiongkok. Ia pun harus berhemat demi bisa membayar perawatan anaknya setiap hari.
Bablu Jatav, pria asal India, harus menarik becak sambil mengurus anak satu-satunya yang saat itu masih bayi. Ini ia lakukan bukan tanpa alasan. Istrinya telah meninggal setelah ia melahirkan anak satu-satunya itu. Bablu yang tak memiliki siapa-siapa pun harus terpaksa mengurusnya sendirian. Demi kebutuhannya tercukupi, ia pun harus bekerja sambil mengasuhnya.
Buat para pecinta alam, Pulau Salura mungkin terasa seperti surga. Tapi tidak bagi warga setempat, terutama anak-anak di sana. Pasalnya, kondisi sekolah dan pendidikan cukup membuat kita miris. Sekolahnya kekurangan guru, baik murid dan gurunya kekurangan buku, serta fasilitas belajar di sana juga gak memadai. Sementara itu, semangat para anak murid di sana gak pernah surut lho buat menuntut ilmu.(www.idntimes.com/***)