News, Pendidikan

Kasihan, Kabupaten Serang Masih Memiliki Seribuan Lebih Sekolah Rusak

| Kamis 30 Nov 2017 12:49 WIB | 1670




MATAKEPRI.COM, Serang - Di usia 491 tahun, Kabupaten Serang menjadi wilayah di Provinsi Banten yang menyisakan aneka masalah. Khusus di sektor pendidikan dasar. Daerah ini masih memiliki seribuan lebih sekolah rusak.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, Asep Nugraha Jaya dalam perbincangannya mengatakan, masalah sekolah rusak sebetulnya sudah tertuang dalam rencana pembangunan dan rehabilitasi di RPJMD Kabupaten Serang sampai 2021.

Per tahun Pemkab merencanakan rehabilitasi sekolah rusak dari 2016 sebanyak 152 ruangan, 2017 120 ruangan, 2018 dan 2019 sebanyak 90 ruangan. Di 2020 120 ruangan dan 2021 sebanyak 152 ruangan.

"Totalnya kalau nggak salah 714 (ruangan). Di 2018 APBD sudah bagus diporsikan untuk rehab ruang kelas SD," kata Asep kepada detikcom, Serang, Banten, Kamis (30/11/2017).

Karena rehabilitasi dan pembangunan ada di Dinas Perkim (Perumahan dan Kawasan Permukiman), Asep mengatakan Pemkab menganggarkan sampai Rp 22 miliar di 2018. Namun, item pembangunan atau rehabilitasi tersebut dibagi antara SD dan SMP.

Pertama, sebanyak Rp 10 miliar untuk rehabilitasi SD dan Rp 6 miliar untuk SMP. Sisanya, digunakan untuk pembangunan ruang kelas yang benar-benar baru sampai total Rp 22 miliar.

"Kalau sekarang katakan per ruangan kelas diambil Rp 120 juta. Rp 10 miliar dibagi 120 juta, Menang meurun (dapat) 90 ruang," katanya.

Seingatnya, bahkan dari hasil rapat terakhir masalah sekolah rusak, Dinas Perkim harus merevisi anggaran untuk rehabilitasi dan pembangunan sekolah SD dan SMP sebanyak Rp 32 miliar.

"Setelah kami berikan masukan, sudah sangat akomodatif. Cuma sekarang permasalahannya antara kapasitas ruangan dan kondisi sekolah rusak kan masih jomplang. Masih jauh," papar Asep.

Oleh sebab itu, Asep mengatakan di dinasnya sekarang bahkan harus keliling untuk mencari intervensi berbagai pihak. Mulai dari kementerian, memanfaatkan dana DAK (Dana Alokasi Khusus), sampai ke bantuan sosial pihak lain.

"Makanya, saya lari-lari, jadi kayak begitu," tegasnya.

Ari Setiawan, Direktur Eksekutif Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Banten mengatakan, pada 2016, kurang lebih 1.406 sekolah rusak milik kewenangan Kabupaten Serang yang terdata. Sebanyak 30 persen di antaranya membahayakan murid karena potensi roboh.

Selain itu, 200 ruangan yang direhabilitasi di tahun 2016, ada sekolah-sekolah yang menurutnya tidak tepat sasaran.

"Dari 5 sekolah direhabilitasi, 2 di antaranya tidak tepat sasaran. Ada sekolah bagus kemudian dapat bantuan rehab. Sementara rusak kelewat," paparnya.

Banten dan Lara Para Siswa Belajar di Kelas Rusak


Kemudian, di 2017, banyak rencana rehabilitasi dan pembangunan sekolah juga yang gagal lelang. Ini menurutnya disebabkan oleh tata kelola yang tidak terukur dan benar-benar bersih pihak Pemkab.


"Kalau mau fair, target RPJMD dibuka, jangan-jangan sekolah yang dibantu itu sekolah bagus. Bukan sekolah rusak. Yang paling penting menyediakan informasi terbuka," katanya.

Bupati Serang Tatu Chasanah sendiri pada Rabu (15/11) pernah menyampaikan bahwa ada 1.000 lebih SD Negeri rusak di daerahnya. Dengan postur anggaran dan rencana pembangunan infrastruktur di Serang, ia mengaku tak sanggup menyelesaikan masalah ini dalam waktu 2 tahun.


Banten dan Lara Para Siswa Belajar di Kelas RusakFoto: bahtiar

Apalagi, jika kebutuhan tersebut dibenturkan dengan rencana pembangunan jalan karena ada Perda Percepatan Infrastrukur. Anggaran Rp 300 miliar per tahun untuk pembangunan jalan menurutnya bisa menutup program dinas lain.


"Ruang kelas masih di atas 1.000 ruang kelas untuk SD yang kondisinya rusak. Dan kita tidak sanggup untuk menyelesaikan dalam 1-2 tahun ini karena anggaran," katanya. (www.detik.com/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait