MATAKEPRI.COM - Para peneliti menggunakan MRI untuk mengukur aktivitas otak orang dengan dan tanpa misofonia saat mereka mendengarkan berbagai suara. Suara itu dikategorikan menjadi suara netral (hujan, kafe yang sibuk, air mendidih), suara yang tidak menyenangkan (tangisan bayi, orang yang menjerit) dan suara yang memicu (suara bernafas atau makan).
Saat disajikan dengan suara pemicu, mereka yang mengalami misofonia mempresentasikan hasil yang berbeda dengan yang tanpa misofonia.
"Saya berharap ini akan meyakinkan para penderita," kata Tim Griffiths, Profesor Neurologi Kognitif di Universitas Newcastle dan UCL, dalam sebuah siaran pers seperti dilansir Time, Selasa (21/11/2017).
Dr Sukhbinder Kumar, dari Institute of Neuroscience di Newcastle University dan Wellcome Center for NeuroImaging di University College London mengatakan, pada banyak orang dengan misophonia, penelitian ini akan menjadi berita baik.
"Untuk pertama kalinya kami menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan fungsi pada penderitanya," ujar Dr Kumar.
"Penelitian ini menunjukkan perubahan otak kritis sebagai bukti lebih lanjut untuk meyakinkan komunitas medis yang skeptis bahwa ini adalah kelainan asli." (www.liputan6.com/***)