News, Pendidikan
| Selasa 07 Nov 2017 11:27 WIB | 2001
MATAKEPRI.COM, Magelang - Berawal dari sebatang pohon beringin berwarna putih, sebuah
desa menjadi sejarah. Beringin Putih (Ficus benjamina) itu kokoh berdiri di
sisi barat laut Candi Borobudur. Di masa lalu, tak ada yang menduga jika pohon
itu memiliki kemampuan mengusir sel-sel kanker.
Kawasan tempat pohon itu tumbuh pun menjadi toponim, desa
Wringin Putih. Lokasinya yang berdekatan dengan Candi Borobudur menjadi daya
tarik. Ia digadang menjadi penyangga Candi Borobudur untuk menerima gelar
Memory of the World dari Unesco.
Menurut Susanto, salah satu pengelola Balai Perekonomian Desa
(Balkondes) Omah Guyub, Wringinputih sering dimaknai sebagai pengayoman atau
perlindungan.
Konon, dahulu desa ini ditutupi oleh pohon beringin putih
sehingga para penjajah di zaman itu tak berani memasuki desa. Pohon beringin
yang dalam bahasa setempat disebut Wringin Putih ini sedemikian besar dengan
akar gantung menjuntai.
"Kalau
Balai Perekonomian Desa (Balkondes) ini diresmikan September 2017 lalu oleh
Presiden Joko Widodo sebagai upaya meningkatkan pendapatan negara melalui
pariwisata," kata Susanto kepada Istiqomah Sheyla, grand finalis Citizen
Journalist Academy Energi Muda Pertamina Semarang.
Wringin Putih merupakan salah satu potensi wisata lokal yang
berfungsi sebagai sentra penggerak perekonomian dan galeri potensi desa. Yakni,
mengembangkan Omah Guyub Wringin Putih sebagai tempat menginap, restoran dan
pusat budaya lokal seperti jemparingan (panahan tradisional), tari tradisional,
dan kerajinan batik.
"Kami mendapatkan 2,5 milliar untuk membangun Omah Guyub
ini beserta homestay," kata Susanto.
Mencoba merevitalisasi tradisi masa lalu, selain berfungsi
sebagai penggerak ekonomi pedesaan, Omah Guyub juga mengakomodasi kearifan
lokal masyarakat. Interaksi sosial untuk mempererat persaudaraan dan gotong
royong (guyub) antar warga.
Konsep pengembangan perekonomian yang disusun, yakni pengembangan Omah Guyub Wringin Putih masih dilakukan secara bertahap karena masih terhitung baru.
Banyak dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) warga
setempat yang mulai dirangkul oleh Balkondes untuk mewujudkan potensi lokal
Wringin putih. Contoh yang ditunjukkan adalah pemberdayaan warga yang
memproduksi kerajinan bambu.
"Selama ini saya produksi sendiri, mengembangkan
sendiri, dananya juga sendiri. Yang beli ya guru sama anak kuliahan. Pemasaran
mengandalkan jaringan sendiri yang sudah terbangun. Baru beberapa minggu ini
dilibatkan jika ada pameran dari Balkondes," kata Hartono warga Dusun
Wringin Putih yang telah lama merintis usaha kerajinan bambu secara mandiri.
Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari komitmen untuk
berpartisipasi langsung pada kelestarian budaya sehingga desa wisata Wringin
Putih menjadi sebuah desa yang melegenda dan memiliki daya tarik tersendiri
dengan memaksimalkan potensi lokal. Wajar jika memang disiapkan menyambut gelar
baru Candi Borobudur sebagai Memory of The World.(www.liputan6.com/***)