News, Pendidikan

Netizen Mengeluh, Whatsapp Kembali Bikin Geger Dalam Waktu Singkat!!!

| Senin 06 Nov 2017 11:00 WIB | 1455




MATAKEPRI.COM, Jakarta - WhatsApp memang diandalkan banyak orang buat berkirim pesan dengan mudah dan cepat. Tak heran jika terjadi sesuatu pada layanan ini, selalu menarik perhatian luas. Dan belakangan, WhatsApp telah dua kali bikin geger dalam waktu singkat.

Pada Jumat sore, WhatsApp tidak bisa digunakan sama sekali selama sekitar 1 jam. Usut punya usut, peristiwa tak mengenakkan ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi di cukup banyak negara. Banyak keluhan pun dilontarkan di media sosial.

"Saya sampai cabut SIM card karena saya pikir ponsel saya yang rusak. Tapi ternyata tetap tidak bisa baik di WiFi maupun seluler," kata Ridho, seorang karyawan swasta di Jakarta.

Twitter sampai Facebook dipenuhi pertanyaan kenapa WhatsApp sampai tumbang. Meme kocak pun bertebaran, ada yang menggambarkan tanpa WhatsApp dunia seakan berakhir.

Setelah cukup lama ditunggu, pihak WhatsApp akhirnya angkat bicara bahwa memang benar terjadi gangguan walau sayangnya, mereka tak menjelaskan apakah sebabnya. 

"Hari ini, pengguna WhatsApp secara global memiliki masalah dalam mengakses aplikasi selama sekitar 1 jam. Isu ini sudah diperbaiki dan kami minta maaf atas ketidaknyamannya," demikian penjelasan singkat dari juru bicara WhatsApp.

Penelusuran media teknologi TechCrunch menyebutkan, tumbangnya WhatsApp disebabkan sebuah bug di kode software. Untungnya bug ini dapat diperbaiki dalam waktu relatif cepat.

Baru saja isu tersebut dapat diselesaikan, WhatsApp kembali diterpa isu tidak sedap. Yakni beredarnya konten berbau pornografi yang bisa diakses dengan cara tertentu, yang tak pantas diakses anak di bawah umur.

Konten Pornografi

Ramai beredar kabar kalau dengan melakukan pencarian di WhatsApp dengan cara tertentu, dapat ditemukan gambar bergerak berbentuk GIF yang mesum. Ketika dicoba di perangkat Android maupun iOS, ternyata kabar tersebut benar.

Memang fitur itu tersembunyi dan perlu dicari sendiri di WhatsApp. WhatsApp agaknya juga tak pernah mengumumkannya. Namun jika sudah menemukan caranya, tentu jadi masalah jika digunakan oleh anak di bawah umur. Pesan yang beredar di internet pun sudah meminta agar para orang tua mewaspadai soal fitur tersebut.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan telah menerima laporan masyarakat terkait konten pornografi dalam format GIF di WhatsApp. Ia menuturkan laporan tersebut tengah diurus atau diproses, baik ke Facebook selaku induk perusahaan maupun langsung ke WhatsApp.

Adanya laporan konten porno di WhatsApp dari masyarakat, Rudiantara mengatakan pihak Facebook maupun WhatsApp diharapkan dapat bertindak cepat untuk menapis konten di layanan pesan instan dengan pengguna 1,2 miliar di seluruh dunia tersebut.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah melaporkan dan kami mengharapkan kerjasama dari Facebook/WhatsApp/GIF untuk dapat melakukan filtering secepatnya," tegas Rudiantara.

Animasi tersebut tak cuma muncul di jejaring pengiriman pesan, melainkan di Facebook dan Twitter.Penelusuran detikINET, dengan metode pencarian yang sama, animasi GIF pornografi juga bisa ditemukan di Twitter dan Facebook. Rupanya, ada satu situs sama yang digunakan oleh ketiga jejaring tersebut sebagai database GIF-nya, yaitu Giphy.

Dalam pernyataannya, WhatsApp menyatakan kalau mereka menggunakan menggunakan database GIF milik Giphy dan Tenor, sementara Twitter mengambil databasenya dari Giphy dan Riffsy.

Giphy sendiri adalah layanan yang menjadi favorit banyak pengguna GIF di dunia maya. Database GIF yang ada di di Giphy sangatlah besar, dan sayangnya konten pornografi juga ada di dalamnya.

Banyaknya database GIF itu bisa dimungkinkan karena platform Giphy mempunyai banyak alat untuk membuat konten GIF. Dan konten-konten tersebut belakangan memang digandrungi banyak pengguna internet, karena sifatnya yang bisa memperkaya percakapan di aplikasi pesan instan atau pun media sosial.

Jadi bisa dikatakan konten porno itu bukan murni berasal dari WhatsApp ataupun Facebook. Meski tentu mereka harus bertanggungjawab. Sejauh ini, belum ada keterangan dari WhatsApp maupun Facebook terkait persoalan ini.(www.detik.com/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait