News, Pendidikan

Beda dengan Hindu di Dunia, Cuma Hindu di Bali yang Rayakan Galungan

| Rabu 01 Nov 2017 10:39 WIB | 1724




MATAKEPRI.COM, Ubud - Hari raya Galungan dirayakan masyarakat Hindu-Bali. Ternyata,hari raya yang berarti kemenangan ini hanya dirayakan oleh umat Hindu-Bali, dan tidak dikenal oleh umat Hindu di India.

"Perayaan Galungan merupakan tradisi Bali, karena Hindu yang ada di India tidak mengenal Galungan. Banyak orang bilang bahwa tradisi Bali dijiwai oleh ajaran Hindu, tapi pada praktiknya agama Hindu yang datang disesuaikan dengan praktik tradisi dan budaya yang sudah ada sebelum agama-agama datang di Bali," kata salah satu umat Hindu-Bali bernama I Made Dwipayana kepada detikcom di kawasan Ubud, Rabu (1/11/2017).



Di Seluruh Dunia, Hanya Hindu di Bali yang Rayakan Galungan


Galungan dirayakan setiap 210 hari berdasarkan perhitungan kalendar Saka Bali, yakni Budha Kliwon Dungulan. Galungan sendiri berarti kemenangan kebaikan atas kejahatan.

"Maknanya kemenangan Dharma atas Adharma, kemenangan kebajikan atas kebathilan," ujar Dwipayana.

Hari raya ini identik dengan penjor atau janur kuning yang dipasang di depan rumah masyarakat Hindu-Bali sejak beberapa hari sebelumnya. Penjor ini menggunakan batang bambu yang dihiasi oleh daun kering kelapa, padi, selembar mantra suci hingga kotak khusus untuk sesaji atau canang.

"Ada beberapa literatur yang menyatakan bahwa penjor merupakan simbol naga, kesejahteraan. Naga sendiri artinya air, makanya ada 3 nama naga, Basuki, Ananta Bogha dan Taksaka. Masing-masing punya tugas. Basuki tugasnya menahan air di permukaan, Ananta Bogha mengalirkan air dan Taksaka menjaga air tidak menguap ke angkasa," ucap Dwipayana.

"Saya sendiri menganggap dulu di saat orang Bali masih masyarakat agraris, dicmana panen setiap 6 bulan dijadikan perayaan dengan menggelar upacara bersyukur. Makanya penjor dihiasi hasil panen seperti kelapa, padi, palawija dan jajanan kering," pungkasnya.

Perayaan Galungan ini dirayakan dengan cara sembahyang bersama di pura keluarga dan pura dadya di Kahyangan Tiga (Pura Puseh, Pura Desa dan Pura Dalem). Usai sembahyang, umat Hindu-Bali lalu merayakan Galungan dengan berkumpul bersama keluarga, terutama anggota keluarga yang merantau kembali pulang atau mudik.



Di Seluruh Dunia, Hanya Hindu di Bali yang Rayakan Galungan


"Bertemu keluarga di pura keluarga. Biasanya yang merantau akan pulang kampung untuk sembahyang di pura keluarga dan pura lainnya. Besok, Umanis Galungan, ini baru dirayakan dengan bersilahturahmi ke rumah sanak saudara atau sahabat," ungkap pria yang bekerja di yayasan sosial tersebut.

Perayaan keagamaan di atas mengingatkan pesan pendiri bangsa Presiden Soekarno yaitu untuk menjadi Hindu, tidak perlu menjadi India.  (www.detik.com/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait