News, Pendidikan

Dalam Gua Braholo Gunungkidul Ada Jejak Homo Sapiens

| Rabu 25 Oct 2017 12:36 WIB | 2007




MATAKEPRI.COM, Jakarta - Jejak manusia modern awal atau homo sapiens terlacak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk itu, tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional menggelar penelitian di Gua Braholo, Dusun Semugih, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, selama sebulan terakhir.

 

"Mereka berhasil menemukan tulang hewan yang hidup sekitar 3.000 sampai 7.000 tahun yang lalu," ucap Koordinator Lapangan Penelitian Gua Braholo Tim Peneliti Pusat Arkelologi Nasional, Thomas Sutikna, di Gunung Kidul, Selasa, 24 Oktober 2017, dilansir Antara.

 

Fosil tulang belulang berbagai jenis binatang tersebut hidup pada zaman prasejarah. "Mereka terkubur di kedalaman tiga hingga tujuh meter di dalam tanah Gua Braholo," katanya.

 

Thomas membeberkan, hasil temuan tim peneliti, yakni tulang belikat rusa, tulang belulang kera, babi, anjing, tikus, dan kerbau di kedalaman satu hingga empat meter. Hal ini membuktikan banyak sekali fauna yang ada telah ada di Gunung Kidul.

"Untuk yang pernah dilakukan penelitian ada gigi gajah yang berusia 33 ribu tahun lalu, pada kedalaman enam sampai tujuh meter," tutur dia.

 

Dia menjelaskan, manusia prasejarah di Gua Braholo kerap mengonsumsi binatang-binatang tersebut. "Mereka berburu binatang dan membawanya ke tempat tinggal mereka di sini (Gua Braholo), dan dikonsumsi oleh kawanan manusia di kala itu," katanya.

 

Thomas mengatakan pula, fosil manusia purba yang ditemukan beberapa tahun lalu, mereka diperkirakan hidup 9.000 tahun lalu atau 7000 Sebelum Masehi. Mereka sudah mengenal tata penguburan awal, diketahui dari bentuk tubuhnya sudah ditekuk.

 

"Mereka bukan manusia purba seperti yang ditemukan di Sangiran, tetapi manusia modern awal (homo sapiens). Saat ini, kerangkanya masih disimpan di Museum Punung Pacitan," sebut dia.

 

Penemuan fosil ini masih terus dikerjakan oleh tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional yang bekerja sama juga dengan tim dari Universitas Gadjah Mada. Ekskavasi telah berlangsung sejak 9 Oktober 2017 lalu dan akan berakhir pada awal November mendatang.

 

"Beberapa fosil hasil penemuan akan kami bawa ke Punung, Pacitan. Untuk ekskavasi memang tidak dilakukan semuanya karena untuk menyisakan peneliti pada masa depan," katanya.(www.liputan6.com/***)



Share on Social Media

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait