News, Kesehatan
| Senin 23 Oct 2017 15:09 WIB | 1414
MATAKEPRI.COM
- Terkadang ada orang di sekitar Anda yang
tiba-tiba mudah lelah, inginnya selalu istirahat dan suasana hatinya mudah
berubah. Bila begitu, jangan langsung sebut dia manja atau pemalas karena bisa
saja dia menyandang multiple sclerosis (MS).
Spesialis
saraf dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM,
Dr Riwanti Estiasari, SpS(K), mengatakan kondisi ini disebabkan sel imun tubuh
yang menyerang organ-organ tubuh.
"Harusnya
kalau ada kuman masuk akan dibunuh sel darah putih. Tapi yang terjadi pada
penyandang MS, sel darah putih terlalu aktif dan menyerang sel-sel saraf dan
merusak tubuh kita sendiri," ujar dia di Jakarta, Jumat.
Salah
seorang penyandang MS, Kanya Puspokusumo, mengaku saat rasa lelah melanda,
dirinya bahkan bisa tak sanggup melakukan apapun.
"Lelah
seperti habis olahraga seharian lalu beresin rumah seharian. Padahal enggak
ngapa-ngapain. Capek sekali. Itu harus istirahat. Bisa sebentar bahkan
berhari-hari," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Lebih
lanjut, selain mudah lelah, penyandang MS juga umumnya terganggu
penglihatannya, bermasalah dalam keseimbangan sehingga terkadang bermasalah
saat berjalan, mudah kebas atau kram dan bermasalah saat berpikir.
"Lebih
dari 50 persen penyandang terganggu penglihatannya, dari pandangannya kabur,
sampai menghilang, gangguan keseimbangan dan memburuk pada kondisi panas.
Pasien tidak suka panas, mandi air terlalu panas, penglihatan suka dirasa
menurun," papar Riwanti.
Namun
yang membuat frustasi, adalah gejala yang hilang dan timbul. Inilah yang
terkadang membuat penderita mendapat label pemalas dan manja.
"Gejalanya
hilang timbul, bulan ini kakinya diseret-seret, bulan depan enggak lagi atau
lain lagi gejalanya. Bisa sewaktu-waktu memberat. Kadang dianggap berpura-pura,
malas hingga gangguan jiwa," kata Riwanti.
Hanya
saja, seseorang tak bisa langsung didiagnosis menyandang multiple sclerosis
hanya berkaca pada gejala yang disebutkan di atas. Dokter harus melakukan
sejumlah pemeriksaan dulu untuk memastikannya.
"Kalau
sudah ada gejala bisa dilakukan pemeriksaan MRI, pemeriksaan darah, pemeriksaan
cairan otak dan saraf. Tetapi, gejalanya memang tidak khasdan seringkali harus
ditunggu. Ketika diperiksa kadang-kadang tidak ada apa-apa," tutur
Riwanti.(www.liputan6.com)